Universitas Katolik Adakan Beasiswa Kenang Andrew Chan dan Sukumaran

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Australian Catholic University (ACU) mengumumkan akan menyediakan beasiswa untuk mengenang dua warga Australia terpidana hukuman mati yang dieksekusi pada Rabu (29/4) lalu,

Wakil Kanselir ACU,  Professor Greg Craven, dalam pesannya di laman resmi universitas tersebut mengatakan, langkah ini diambil sebagai bagian dari kampanye mengedepankan pengampunan bagi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

"Australian Catholic University (ACU) bergabung dengan ribuan warga Australia dalam kampanye advokasi pengampunan bagi kedua orang itu," demikian pernyataan itu.

"Kami melakukan ini karena ACU berkomitmen pada martabat pribadi manusia, dan berlaku sama untuk semua manusia: baik bagi mereka yang menjadi korban maupun bagi mereka yang telah dihukum karena kejahatan. Sebagai universitas Katolik, kami berkomitmen untuk mempromosikan suatu budaya hidup, dan kami menentang hukuman mati."

"Dan sementara seruan pengampunan bagi  Chan dan Sukumaran  akhirnya ditolak, kami sangat percaya masih ada harapan yang tersisa untuk tahanan di seluruh dunia yang menghadapi nasib yang sama. Hukuman mati adalah hukuman kekerasan, kejam dan tidak bermoral yang tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita. Namun sayangnya hal itu itu tetap ada . Dengan mengenang Chan dan Sukumaran, masing-masing dari kita dapat mengambil tindakan untuk mengakhiri hukuman ini."

Disebutkan bahwa sebagai pengakuan kedua orang muda dan para pendukung mereka, ACU akan memperkenalkan dua beasiswa terbuka untuk mahasiswa internasional dari Indonesia untuk belajar mendapatkan gelar  sarjana di salah satu kampus ACU.

Beasiswa akan setara dengan biaya kuliah penuh hingga empat tahun.

"Ini akan diberikan kepada pelamar yang memenuhi kualifikasi akademis dengan mengajukan esai dengan tema 'kesucian hidup manusia.'

Diharapkan esai itu akan menjadi kontribusi berkelanjutan terhadap penghapusan hukuman mati di Indonesia.

ACU juga akan menggelar upacara peringatan untuk mengenang tidak hanya untuk Chan dan ukumaran, tetapi semua mereka yang terkena hukuman mati, baik korban, pelaku dan orang yang mereka cintai.

Editor : Eben Ezer Siadari