Loading...
RELIGI
Penulis: Francisca Christy Rosana 09:25 WIB | Selasa, 13 Januari 2015

WCC Kecam Serangan Bom di Nigeria, 2.000 Jadi Korban

Polisi Nigeria dan tentara melihat adegan serangan bom mobil bunuh diri di Gereja Katolik St. Theresa, Madalla, Nigeria pada 25 Desember 2011 lalu. (Foto: hrw.org)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC) menyatakan sangat terkejut dan mengecam keras serangan kelompok ekstremis Boko Haram di Nigeria beberapa waktu lalu.

Menurut laporan, serangan bom bunuh diri ini telah menelan korban lebih dari 2.000 orang, termasuk anak-anak.

“Ini adalah pola pikir yang tanpa pandang bulu membantai kaum perempuan, anak-anak, dan orang tua untuk menunjukkan kemarahan dan mengklaim ini dibenarkan oleh ajaran agama,” begitu bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor pusat WCC di Jenewa, Swiss pada Senin (12/1) waktu setempat.

Dalam pernyataan itu, WCC menyerukan kepada pemerintah Nigeria untuk merespons maksud serangan ini dan selanjutnya memastikan keamanan warga Nigeria setelah adanya serangan tersebut.

WCC juga bergabung dengan para pemimpin agama di Nigeria untuk menyerukan solidaritas dan keterlibatan masyarakat internasional, mengungkapkan kekecewaan yang mendalam terhadap tindak diskriminatif ini. Tokoh agama ini menganggap media internasional cenderung kurang memberi perhatian terhadap hal-hal yang menggores sisi kemanusiaan ini.

“WCC bergabung dalam solidaritas internasional dengan orang-orang Prancis pascaserangan baru-baru ini di Paris. Kami sangat sedih, peristiwa tragis di Nigeria belum menarik perhatian dan solidaritas internasional,” kata pihak WCC dalam surat tersebut.

WCC memiliki anggota gereja di Nigeria. Dewan gereja di Nigeria yang tergabung dalam WCC telah aktif terlibat dalam kampanye perdamaian antarumat beragama bekerja sama dengan mitra lokal. Sebuah kunjungan tingkat tinggi Kristen-Muslim di Nigeria pada 2012 telah dilaksanakan dan dipimpin Sekretaris Umum (Sekum) WCC Pdt Dr Olav Fykse Tveit dan Pangeran Ghazi dari Royal Jordanian Aal Al-Bayt Institute (RABIIT). Kedua organisasi ini telah bekerja sama mendirikan sebuah pusat pemantau kekerasan berbasis agama dan mempromosikan kerukunan antarumat beragama, keadilan, dan perdamaian. Pusat pemantau kekerasan berbasis agama juga akan didirikan di Abuja pada 2015 ini. (oikoumene.org)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home