Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 11:56 WIB | Rabu, 30 September 2015

Budaya Tiongkok Semakin Populer di Ghana

Ilustrasi: Warga Negara Ghana sedang mempelajari gerakan Tai Chi sebagai salah satu budaya Tiongkok. (Foto: ghananews.com)

ACCRA, SATUHARAPAN.COM –  Sejumlah institusi pendidikan di Ghana semakin mendalam dalam menelaah budaya Tiongkok, karena merupakan salah satu cara yang dilakukan Ghana untuk mengentaskan penduduknya dari keterbelakangan.

“Kami belajar tentang budaya Tiongkok  untuk mengetahui budaya Tiongkok, tapi terlebih lagi untuk  membuka mata kami bahwa kami harus belajar banyak kebudayaan lain,” kata salah satu mahasiswa University of Ghana, Erina Armah pada Selasa (29/9) di peringatan Hari Internasional Konfusianisme di Institut Konfusianisme Ghana,  di Accra, Ghana.

Di Ghana, Institut Konfusianisme pernah menggelar acara bertema budaya seperti Festival Teh Tiongkok untuk mempromosikan bahasa Mandarin dan budaya Tiongkok.

Institut Konfusianisme menawarkan pengajar bahasa dan budaya Tiongkok di beberapa perguruan tinggi dan  telah menjadi bagian dari kurikulum sekolah.  

Institut Konfusianisme di Ghana  membuat perubahan besar sejak menjadi bagian dari  University of Ghana,  yakni dengan menyebarkan bahasa dan budaya Tiongkok untuk  semua lapisan masyarakat di Ghana.

Direktur Institut Konfusianisme, Dr Meilian Mei, mengatakan di masa depan Institut akan bekerja keras untuk melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh kantor pusat dengan membuat berbagai program untuk pengenalan budaya Tiongkok dan bahasa Mandarin yang lebih banyak untuk Ghana, dengan tujuan membantu generasi muda Ghana untuk mendapat beasiswa pemerintah Tiongkok lainnya sehingga yang dapat membantu  ke perguruan Tinggi ke Tiongkok.

Meilian menambahkan banyak anak di sekolah dasar ingin menampilkan sejumlah kreasi dalam bahasa Mandarin. “Kami akan selalu mendukung hal tersebut,” kata dia.

Meilian menjelaskan bahwa University Of Ghana merupakan salah satu tempat mengajar dan di dalamnya ada lebih dari 1.800 mahasiswa telah  belajar bahasa Mandarin dan memiliki kemampuan  pemahaman lainnya seperti olah raga wushu, seni pernafasan Tai-Chi, dan seni kaligrafi aksara Mandarin.

Ignatius Suglo, seorang mahasiswa pasca sarjana asal Ghana yang sedang memburu gelar Master of Arts di Beijing Language and Culture University di Tiongkok,  melihat bahwa  bahasa Tiongkok penting karena  selain membantu  hubungan bilateral, juga menjembatani di bidang pertukaran pelajar dan mahasiswa antar kedua negara.

Institut Konfusianisme adalah organisasi pendidikan publik yang berafiliasi dengan Kementerian Pendidikan Republik Rakyat Tiongkok yang bertujuan untuk mempromosikan bahasa dan budaya Tiongkok, Institut ini  mendukung pengajaran bahasa Mandarin untuk skala  internasional, dan memfasilitasi pertukaran budaya. (xinhuanet.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home