Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 07:57 WIB | Kamis, 07 November 2013

Dow Naik ke Rekor Baru Sementara Nasdaq Jatuh

Mobil listrik, Tesla Model S. (Foto: dailytech.com)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Wall Street berakhir bervariasi pada Rabu (Kamis pagi 7/11 WIB) dengan indeks Dow Jones Industrial Average naik ke rekor baru, sekalipun para investor menghukum beberapa saham teknologi setelah laba Tesla mengecewakan. Kurs euro menguat terhadap dolar dan yen pada Rabu (Kamis pagi WIB), sekalipun sebagian besar analis memperkirakan Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas suku bunga utamanya pada Kamis.

Dow melonjak 128,66 poin (0,82 persen) menjadi ditutup pada 15.746,88 mendobrak rekor tertinggi sebelumnya pada 29 Oktober.

Indeks berbasis luas S&P 500 juga ditutup 7,52 poin (0,43 persen) lebih tinggi pada 1.770,49, nyaris menghilangkan rekor lainnya, tetapi indeks komposit saham teknologi Nasdaq turun 7,92 poin (0,20 persen) menjadi 3.931,95.

Perusahaan mobil listrik Tesla, yang telah naik lebih dari empat kali lipat selama tahun ini, jatuh 14,5 persen setelah perusahaan gagal memenuhi ekspektasi keuntungan dan pendapatan.

Namun laporan Tesla yang buruk itu mengubah sentimen terhadap sejumlah perusahaan lainnya seperti Facebook yang turun 2,0 persen, Netflix turun 1,7 persen dan Priceline turun 2,2 persen yang telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

“Uang meninggalkan Nasdaq dan itu akan menjadi siklus industri saham,” kata Michael James, direktur perdagangan ekuitas pada Wedbush Securities.

Tidak semua komponen Nasdaq jatuh. Saham eBay naik 4,3 persen, sedangkan Google naik tipis 0,1 persen lebih tinggi.

Pemenang terbesar di Dow adalah Microsoft —juga saham Nasdaq—yang melonjak 4,2 persen setelah laporan perusahaan telah mempersempit daftar pendeknya kemungkinan kepala eksekutif dan sedang mempertimbangkan kepala Ford, Alan Mulally, untuk tempat teratas.

Peraih keuntungan besar saham unggulan (blue-chip) lainnya berasal dari General Electric yang naik 1,8 persen, UnitedHealth Group bertambah 2,3 persen serta perusahaan minyak Chevron naik 2,3 persen dan ExxonMobil naik 1,3 persen.

Perusahaan pakaian Ralph Lauren naik 4,3 persen setelah labanya mengalahkan ekspektasi analis sebesar tiga sen menjadi 2,23 dolar AS per saham. Perusahaan juga didorong proyeksi pendapatannya.

Perusahaan minyak dan gas Chesapeake Energy turun 6,8 persen karena prospek produksi yang lemah. Deutsche Bank mengatakan perkiraan tersebut menyiratkan penurunan sekuensial dalam produksi minyak.

Harga obligasi bervariasi. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun tergelincir menjadi 2,64 persen dari 2,66 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun naik menjadi 3,77 persen dari 3,76 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Euro Menguat Jelang Keputusan Suku Bunga ECB

Euro mendapat dorongan dari meningkatnya “bullish” yang mengirim saham-saham regional melonjak, setelah Jerman melaporkan pertumbuhan permintaan positif untuk produk industri pada September.

Pada pukul 22.00 GMT (Kamis 7/11 pukul 05.00 WIB), euro berada di 1,3517 dolar, naik dari 1,3474 dolar pada akhir Selasa.

Euro naik menjadi 133,40 yen dari 132,76 yen, sementara dolar naik tipis menjadi 98,69 yen dari 98,53 yen.

Dorongan untuk membeli aset zona euro didorong oleh data Jerman yang menunjukkan bahwa pesanan pabrik naik 3,3 persen pada September, mengimbangi setiap pelemahan karena ekspektasi pengurangan suku bunga utama ECB kemungkinan membawa mata uang tunggal lebih rendah.

“Pasar Eropa mulai menyesuaikan diri dengan potensi untuk pelonggaran moneter lebih lanjut di Eropa,” kata Rebecca O`Keeffe, kepala investasi di pialang saham online Interactive Investor.

“Data lebih kuat dari perkiraan hari ini dari sektor jasa dan pesanan pabrik kuat Jerman, dikombinasikan dengan sentimen positif dari potensi penurunan suku bunga, meningkatkan harga saham Eropa.”

Tetapi itu hanya menggarisbawahi tekanan pada ECB, yang analis katakan harus waspada terhadap dampak mata uang yang terlalu kuat akan memiliki dampak pada upaya pemulihan kawasan itu dari resesi.

Bulan lalu euro diperdagangkan hingga 1,38 dolar, meskipun data harga menunjukkan zona euro hampir jatuh ke dalam deflasi.

“Ini adalah salah satu pertemuan yang paling diantisipasi dalam beberapa bulan terakhir,” kata Kathleen Brooks di situs perdagangan Forex.com.

“Harapan penurunan suku bunga telah melonjak ... setelah penurunan tajam inflasi di zona euro untuk September.”

Pada Selasa (5/11) Menteri Keuangan Prancis Pierre Moscovici memperingatkan atas penguatan euro.

“Kami memperkirakan harga yang tidak terlihat sejak 2011,” katanya.

Pound mendapat dorongan dari data positif sektor industri Inggris, naik menjadi 1,6080 dolar dari 1,6042 dolar.

Dolar juga turun menjadi 0,9119 franc Swiss dari 0,9135 franc. (AFP/Antara)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home