Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 04:19 WIB | Rabu, 14 Juni 2017

Erdogan: Mengucilkan Qatar Tindakan Tidak Berkemanusiaan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan sambutan saat pertemuan Mukhtars (pemerintah daerah) di Pusat Kebudayaan Rakyat dan Kongres Bestepe di Ankara, 5 April 2017. (Foto: AFP)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (13/6) mengecam negara-negara Arab yang mengucilkan Qatar secara ekonomi dan politik dengan menyebutnya tindakan yang tidak berkemanusiaan dan tidak Islami.

"Tidak berkemanusiaan atau Islami mengisolasi orang-orang suatu negara," kata Erdogan dalam sebuah pertemuan dengan anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan(AKP) yang berkuasa di Ankara.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pekan lalu, menuduhnya mendukung "terorisme," mengacaukan wilayah tersebut dan memiliki hubungan dekat dengan Iran.

Embargo juga telah menghentikan penyaluran makanan, transportasi dan hubungan lainnya antara keempat negara itu dengan Qatar, yang biasanya mengimpor sekitar 80 persen makanannya dari tetangganya.

Qatar membantah tuduhan mendukung terorisme dan berjanji tidak akan mengubah kebijakan luar negerinya. Erdogan menyebut tindakan yang dipimpin oleh Saudi sama saja dengan "menghukum mati" Qatar, yang menurutnya bertujuan untuk menghancurkan reputasi Qatar.

Erdogan juga menyatakan akan berbicara melalui telepon pada Selasa dengan timpalannya dari Prancis, Emmanuel Macron, dan emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani, untuk membahas perkembangan terkini.

Ia menyatakan Raja Saudi, sebagai negarawan tertua di kawasan Teluk, harus memimpin upada mengatasi kemelut tersebut.

Erdogan juga akan membahas perselisihan itu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam beberapa hari mendatang, kata menteri luar negeri Turki, Selasa.

Presiden Turki berjanji tetap mendukung Qatar dan menyatakan perselisihan itu harus diselesaikan sebelum bulan suci Ramadhan berakhir. (dw.de/AFP)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home