Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 00:00 WIB | Rabu, 15 Januari 2014

Hidup dengan Hati

Anak-anak Dwituna Rawinala (foto: Melki Pangaribuan)

SATUHARAPAN.COM – Menyaksikan atraksi yang dilakukan anak-anak Dwituna Rawinala dalam memainkan alat musik serta bernyanyi, membuat saya bertanya bagaimana cara mengajarinya? Mengajar adalah mentransfer ilmu kepada orang lain. Untuk anak-anak yang normal saja membutuhkan keahlian dan kesabaran, bagaimana dengan mereka?

Seorang guru mengatakan untuk memompa semangat belajar kepada murid-muridnya, dia harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengingatkan, menyemangati, memuji, dan mengomeli muridnya. Pelatihan dan seminar pendidikan diikuti untuk mengetahui perkembangan murid-muridnya, agar tujuan utama mentransfer ilmu dapat terlaksana dengan baik.

Saat itu teman yang duduk di sebelah saya menjawab pertanyaan saya, cara mengajari anak-anak dwituna itu adalah dengan hati.  Jawaban itu membuat saya berpikir hatilah kuncinya. Kepintaran dan metode pengajaran apa pun yang diterapkan tidak dapat membuahkan hasil jika hati tidak mengambil bagian terbesar dalam proses transfer ilmu. Saya jadi berpikir apakah saya juga menggunakan hati sebagai bagian terbesar dalam hidup saya?   

Beberapa hari  lalu seorang teman dalam proses gugatan cerai yang dilakukan suaminya memenangkan sidang pengadilan. Hakim memutuskan mereka tidak bercerai.  Saya mengucapkan selamat padanya karena bagaimana pun juga dia tidak mau ditinggalkan suaminya.  Tetapi, teman saya dengan sedih menjawab, ”Saya memang memenangkan kasus ini, tapi tetap tidak dapat memenangkan hatinya.”

Hidup harus dengan hati, membersihkan rumah dengan hati, melakukan pekerjaan dengan hati, bernyanyi dengan hati, memasak dengan hati, bercengkerama dengan hati, semua hal yang kita lakukan harus dengan hati.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home