Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 09:01 WIB | Jumat, 01 Juni 2018

Mengenal Syed Saddiq, Generasi Pemimpin Baru Malaysia

Syed SaddiqSyed Abdul Rahman. (Foto:penpasksgb.blogspot.com)

MALAYSIA, SATUHARAPAN.COM – Syed Saddiq adalah politikus muda Malaysia. Ia menolak tawaran beasiswa dari Universitas Oxford di Inggris, dan sebaliknya memilih untuk mewujudkan impian menjadi anggota parlemen.

Kekuatan kaum muda terbukti menjadi agen perubahan dalam pemilihan umum Malaysia baru-baru ini ketika untuk pertama kali koalisi partai politik Pakatan Harapan menumbangkan Barisan Nasional (BN). Baru kali ini dalam sejarah Malaysia, BN kalah dalam pemilu.

Selain karena mendapatkan banyak dukungan dari pemilih generasi muda, kegantengan juga membuat Syed Saddiq Syed Abdul Rahman menjadi perhatian masyarakat.

Siapakah Syed Saddiq?

Digambarkan media setempat sebagai polikus yang gagah dan berani, Syed Saddiq, 25 tahun, pemimpin sayap pemuda Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPPM) yang dikomandoi Dr Mahathir Mohamad ini, baru saja memenangkan kursi parlemen di Muar, negara bagian paling selatan di Malaysia, Johor.

Syed Saddiq mengalahkan pesaing utamanya wakil menteri Razali Ibrahim, yang sudah tiga kali menjadi wakil partai yang berkuasa dari Barisan Nasional.

Dalam kampanye, dia menjanjikan perumahan terjangkau, internet dengan kecepatan tinggi, pinjaman mahasiswa (PTPPN) kepada generasi muda dan mendorong kota asalnya, Muar, menjadi mesin penggerak ekonomi Negara Bagian Johor.

Sebelum usaha pertamanya mendapatkan kursi pada pemilihan umum ke-14, dia dengan bersemangat mengumumkan diri mendapatkan beasiswa dari School of Public Policy, Universitas Oxford, Inggris pada bulan Juni. Koran Malaysia, New Straits Times, melaporkan dana beasiswa yang diterimanya sebesar RM400.000 atau Rp1,3 miliar.

Setelah menerima berita baik tersebut, dia mengirim tweet, “Saya bukan berasal dari keluarga berada, tetapi keluarga saya kaya akan kasih sayang dan perhatian.” Dan, “Meskipun terdapat banyak masalah, saya TIDAK memberitahu orang tua tentang keterbatasan keuangan karena saya mengetahui mereka juga sedang berjuang dalam cara mereka sendiri...”

Pada bulan Oktober dia memutuskan menolak tawaran Oxford karena ingin tetap aktif di dunia politik dan melanjutkan karier politiknya di PPBM. Sebuah sumber berita independen, Asia Correspondent, melaporkan politikus muda ini ingin melawan korupsi.

Syed Saddiq sudah tiga kali memenangkan penghargaan Pembicara Terbaik Asia pada Kejuaraan Berdebat Parlemen Inggris Asia (ABP) dan dia juga tercatat sebagai lulusan akademi militer, Royal Military College.

Peran Besar sebagai Pemimpin Pemuda

“Saat menjadi Pimpinan Muda PPBM, tugas saya adalah merebut perasaan dan pemikiran pemilih muda, untuk memastikan partai saya dapat membangun kemenangan pemerintah untuk pertama kalinya dalam sejarah Malaysia,” kata Syed Saddiq kepada wartawan BBC Thailand, Watchiranont Thongtep.

Dia menegaskan suaranya dan suara generasi muda sudah tidak lagi menjadi kelompok pemuda yang terpinggirkan di Malaysia.

Dia kemudian menjelaskan, dia adalah salah satu pendiri Bersatu, yang bertanggung jawab menggerakkan suara generasi muda. Baru kali ini pemilihan umum di Malaysia mencatat begitu tinggi jumlah pemuda yang ikut serta. Sekitar 51 persen dari pemilih merupakan generasi muda berusia di bawah 40 tahun.

Sejumlah jajak pendapat mengisyaratkan generasi muda Malaysia tidak terlalu memperhatikan pemilu dan sebagian lagi mengatakan mereka tidak akan menggunakan suaranya untuk menciptakan perubahan. Tetapi Syed Saddiq tidak sependapat. “Itu suatu kesalahan,” katanya.

“Mereka peduli kepada masa depan. Sebelumnya mereka kemungkinan mengatakan hal yang sebaliknya. Itu karena mereka tidak menginginkan kehilangan pekerjaan, dan keluarga mereka kemungkinan diancam. Jadi ketika mereka ditanyakan tentang suaranya, mereka berusaha netral dan selalu mengatakan 'saya tidak peduli',” dia menjelaskan.

Pada hari pemilihan umum pada tanggal 9 Mei lalu, Syed Saddiq mengatakan gelombang besar generasi muda memperlihatkan kekuatan mereka dengan memberikan suara kepada koalisi pihak oposisi.

“Saya menggambarkan gerakan ini sebagai ‘tsunami bisu Generasi Muda’,” kata Syed Saddiq.

Kuncinya Komunikasi

Saat ditanyakan bentuk strategi komunikasi yang dipakai untuk merebut hati dan pikiran generasi muda, anggota parlemen muda ini mengungkapkan dia banyak menggunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter untuk mendekati pemilih muda.

“Anda harus berteriak ke berbagai kelompok yang berbeda seperti pemuda yang baru lulus dan telah bekerja atau masih menganggur, mulai dari sekolah kejuruan sampai ke universitas,” katanya.

Dia mendekati anak muda untuk mendorong mereka menyatakan diri. Dia menjelaskan tingkat pengangguran di Malaysia empat kali lebih besar dari rata-rata nasional, sementara sebagian dari mereka dibebani utang sekolah.

“Saat saya mendirikan Kelompok Pemuda untuk partai, saya sering mengajak pimpinan kelompok yang tidak biasa ke dalam partai,” katanya.

Misalnya, kelompoknya memiliki anggota yang terkenal di kalangan industri sepeda motor. Jadi dia dapat berbicara, misalnya ke puluhan ribu pengendara motor agar mendukung partai.

Beda Umur Bukan Masalah

Dr Mahathir menjadi perdana menteri tertua dunia setelah mencatat kemenangan bersejarah koalisi oposisi Pakatan Harapan. Pemimpin pemuda ini mengatakan perbedaan umur antara anggota muda dan yang lebih tua memang tidak perlu dipermasalahkan.

“Mahathir sangat mendukung wakil generasi muda. Bahkan saat menjadi perdana menteri selama sepuluh tahun, dia dikenal mengangkat banyak menteri muda, menteri senior usia muda pada posisi atas di pemerintahan,” Syed menjelaskan.

“Ini bukan tentang umur, tetapi mengenai kesamaan aspirasi bersama,” katanya. (bbc.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home