Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 16:37 WIB | Rabu, 24 Desember 2014

Setiap Tahun 100.000 Orang Kristen Meninggal karena Keyakinannya

Anak-anak Kristen mengambil bagian dalam unjuk rasa di Beirut. (Foto: Maya Hautefeuille/AFP/Getty Images)

NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM - International Society for Human Right menyatakan  umat Kristiani tahun ini merupakan umat yang paling banyak mendapat penganiayaan dibanding yang berkeyakinan lainnya di seluruh dunia.  Lembaga yang anggotanya tersebar di 38 negara itu menyebutkan  80 persen dari tindakan diskriminasi berdasarkan agama, ditujukan kepada orang-orang Kristen.

The Irish Times, dalam laporannya kemarin yang berjudul Christian Most Persecuted and Discriminated Against Worldwide, mengutip data US Center for the Study of Global Christianity yang menyatakan diperkirakan 100.000 orang Kristen setiap tahun meninggal karena keyakinannya. Sementara Pew Research Center, sebuah lembaga non-partisan yang berbasis di Washington, menyebutkan umat Kristen dewasa ini mendapat perlakuan diskriminatif di 139 negara di seluruh dunia, atau seperempat dari jumlah negara yang ada.

Berbagai rupa bentuk penganiayaan yang dialami oleh umat Kristen disebutkan oleh The Irish Times.  Umat Kristen di India baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bersama tentang penganiayaan yang mereka hadapi. Umat Kristen dari semua denominasi di negara itu bersatu menentang kekerasan yang dihadapi oleh gereja-gereja, khususnya di Chhattisgarh, Madhya Pradesh, Odisha, Uttar Pradesh dan terbaru, di New Delhi.

Di Pakistan, orang Kristen dijebloskan ke penjara dengan tuduhan menghujat agama. Sementara di Nigeria dan Mesir, gereja dihancurkan dan umat Kristen dipenggal kepalanya, tindakan yang dapat digolongkan terburuk pada tahun-tahun belakangan.

Tahun 2008 yang lalu, sedikitnya 500 umat Kristiani terbunuh oleh serangan kaum Hindu di Orissa, India. Sementara di Myanmar, sudah merupakan hal jamak orang Kristen dimasukkan penjara dan disiksa.

Penganiayaan terhadap orang Kristen juga dilaporkan meningkat di Tiongkok. Sementara seperempat dari orang Kristen di Korea Utara hidup di kamp kerja paksa karena menolak menyembah pendiri negara itu, Kim Il Sung.

Menurut data Open Doors, sebuah organisasi Kristen yang bersifat nirlaba, Korea Utara merupakan negara teratas dalam daftar negara-negara paling diskriminatif terhadap orang Kristen. Menyusul di belakangnya adalah Somalia, Suriah, Irak, Afghanistan, Saudi Arabia, Maladewa, Pakistan, Iran dan Yaman.

Open Doors memperkirakan setiap bulan  322 orang Kristen terbunuh karena keyakinannya, 214 gereja dirusak dan lebih dari  772 bentuk kekerasan terhadap orang Kristen terjadi.

Di Irak, menurut Komisi HAM PBB, walaupun umat Kristen tidak sampai  5 persen dari total penduduk, sekitar 40 persen dari pengungsi di sana beragama Kristen.

Pada tahun 2003, sebelum invasi AS ke Irak, terdapat 1,5 juta orang Kristen di sana. Sekarang tinggal  400.000.

Juli lalu, lebih dari 3.000 orang Kristen meninggalkan Mosul di Irak, sebuah kota Kristen tertua di sana menghindari dipaksa masuk Islam oleh tentara Negara Islam Irak dan Suriah atau NIIS.

Dengan tingkat pertumbuhan sekarang, diperkirakan dari  12 juta umat Kristen dewasa ini di Timur Tengah, hanya akan tersisa setengahnya pada tahun  2020 dan pada waktunya, akan lenyap sebagai kekuatan politik dan budaya di kawasan tersebut.

Bulan lalu Pangeran Charles sudah mengingatkan adalah sebuah tragedi yang tak terlukiskan bahwa Kekristenan sekarang berada di bawah ancaman sebagaimana terjadi  di Timur Tengah, daerah di mana orang-orang Kristen selama ini telah hidup selama 2.000 tahun dan Islam yang tersebar sejak tahun 700 Masehi, bersama dengan orang-orang dari agama yang berbeda  lainnya hidup damai selama berabad-abad.

Ia berbicara pada peluncuran laporan yang dibuat oleh sebuah lembaga amal Gereja Katolik yang menyatakan bahwa kebebasan beragama memburuk di 55 dari 196 negara yang diteliti selama beberapa bulan terakhir.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home