Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:59 WIB | Kamis, 23 Mei 2013

Yewangoe: ACF Award Bohong-bohongan

Ketua Umum PGI, Andreas A. Yewangoe (Foto: Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Dr. Andreas A. Yewangoe mengatakan, jika pemberian World Statesmen Awards kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh Appeal of Conscience Foundation karena dia dianggap berhasil memajukan kebebasan beragama / beribadah dan membina kerukunan hidup beragama di Indonesia, hal itu adalah award bohong-bohongan. Yewangoe menyampaikan hal ini dalam seminar menyambut hari Kebangkitan Nasional yang diadakan oleh Forum Kristiani Komunikasi Jakarta (FKKJ), Kamis (23/5) di Jakarta.

Senada dengan Yewangoe, Human Rights Working Group (HRWG) menilai pemberian penghargaan Appeal of Conscience Foundation untuk Presiden Yudhoyono hanya untuk kepentingan organisasi dan sensasi pribadi. World Stateman Awards tidak ada kepentingan untuk bangsa dan rakyat Indonesia.

“Kami melihat penghargaan ini hanya untuk kepentingan sensasi pribadi SBY dan untuk mempertinggi investasi SBY,” kata Wakil Direktur Eksekutif HRWG, Choirul Anam, Rabu (22/5).

Dalam seminar yang dihadiri oleh tokoh lintas agama, Prof. Dr. Muzdah Mulia dan Kyai Muhlisinalahudin, dengan mengangkat tema Menggugah Kesadaran Hidup Berbangsa Majemuk, Yewangoe sependapat dengan protes yang disampaikan Romo Frans Magniz Suseno, SJ yang melihat penghargaan itu sebagai suatu yang memalukan dan melecehkan "kaum minoritas" yang selama ini hak-haknya tidak dilindungi negara. Protes Romo Magniz ini selanjutnya didukung oleh ribuan orang.

Dilain pihak, seperti Dino Patti Djalal (Dubes Indonesia di AS), dan Dipo Alam (Seskab), mengecam protes Romo Magniz sebagai yang matanya terganggu hingga tidak bisa melihat kenyataan yang baik. Imam Masjid di New York yang adalah orang Indonesia ikut memahami berbagai protes itu, tetapi tetap mendukung pemberian awards, bukan semata-mata untuk SBY melainkan sebagai penghormatan pada bangsa Indonesia.

"Pendeknya," menurut Yewangoe, "banyak orang tidak setuju, di samping tentu ada pendukung-pendukung pemberian awards tersebut. Secara pribadi, kami di PGI telah menyatakan dukungan terhadap para pengritik dan barisan yang menyampaikan resolusi. Kami yakin apapun yang dilakukan oleh badan-badan di luar negeri yang memuji-muji SBY adalah perbuatan pura-pura."

Kepura-puraan seperti itu, menurut dia, sudah menjerumuskan masyarakat Indonesia dalam kemunafikan. "Benar-benar kita hidup dalam iklim kebohongan," tegas dia.

"Maka tanpa kritik secara resmi pun, semua rakyat sudah tahu bahwa itu bohong-bohongan. Karena itu, tidak perlu kita berperang melawan sikap bohong-bohongan seperti itu. Itu menghinakan diri sendiri," kata dia.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home