Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 18:15 WIB | Minggu, 10 Juli 2016

3 WNI Diculik di Sabah Malaysia

Empat pelaut Indonesia yang diculik oleh militan Filipina, tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada 13 Mei 2016. Keempat orang tersebut diculik di perairan lepas pantai timur negara bagian Sabah, Malaysia pada 15 April. Mereka adalah kelompok tawanan kedua yang dibebaskan bulan ini. (Foto: AFP)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Polisi Malaysia pada hari Minggu (10/7) melalui keterangan resmi mengatakan tiga warga negara Indonesia (WNI) anak buah kapal tunda Indonesia telah diculik kelompok bersenjata di Negara Bagian Sabah, Malaysia timur.

Belum jelas apakah mereka disergap kelompok Abu Sayyaf atau kelompok terkait ISIS, yang bertanggung jawab atas pengayauan (penggal kepala) sandera asal Kanada baru-baru ini dan terkenal atas pemerasan jutaan dolar dalam uang tebusan.

Kapal tunda itu, dengan tujuh awak, berada di perairan lepas pantai Sabah di Pulau Kalimantan, sekitar delapan mil laut dari pantai, ketika diserang kelompok bersenjata dalam perahu putih di hari Sabtu (9/7) malam, kata polisi kelautan daerah setempat.

"Tersangka bertanya siapa membawa paspor dan tiga yang membawa digiring ke perahu mereka, sementara empat yang tidak membawa ditinggalkan," kata polisi laut dalam pernyataan pers, sebagaimana dinyatakan Reuters.

Lima penculik bersenjata berbicara dalam bahasa Melayu dan berlogat Sulu, tambah polisi. Polisi di Sabah diperkirakan mengadakan jumpa pers pada Minggu.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan belum memiliki keterangan tentang penculikan itu.

Kelompok keras Abu Sayyaf mengayau dua orang Kanada baru-baru ini setelah tenggat tebusan dilewati. Mereka masih menyekap warga Jepang, Belanda, dan Norwegia.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, akhir Juni, mengatakan, akan tiba waktu bagi dia menghadapi Abu Sayyaf di bagian selatan negaranya.

"Akan ada waktu bagi saya untuk menghadapi Abu Sayyaf," kata Duterte setelah bertemu dengan perempuan Filipina, yang dibebaskan setelah sembilan bulan disekap, "Penculikan itu harus dihentikan."

Sebelumnya, Indonesia meminta Filipina memastikan keamanan di perairan Filipina selatan agar penyanderaan awak kapal oleh kelompok bersenjata tidak terulang.

"Pemerintah Indonesia mengecam keras terulangnya penyanderaan terhadap warga Indonesia oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

Sehubungan dengan upaya ronda bersama di perairan perbatasan tiga negara yang disepakati Indonesia, Filipina, dan Malaysia, hingga kini, ketiga pihak itu masih membahas aturan baku pelaksanaannya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home