Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Reporter Satuharapan 22:38 WIB | Selasa, 10 Maret 2020

AP I dan Gudang Garam MoU Pengelolaan Bandara Kediri

Direktur Utama AP I Faik Fahmi (kiri) dan Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta menandatangani MoU pengelolaan Bandara Kediri di Jakarta, Selasa (10/3/2020). (Foto: Antara/Aji Cakti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dan PT Gudang Garam Tbk menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) tentang pengelolaan Bandara Kediri, Jawa Timur.

"Jadi apa yang kita lakukan saat ini adalah bagian dari perencanaan strategis atau strategic planning AP I," ujar Direktur Utama AP I Faik Fahmi di Jakarta, Selasa (10/3).

Faik Fahmi mengatakan bahwa Angkasa Pura I sebagai pengelola 15 bandara di Indonesia, yang saat ini sedang sangat aktif meningkatkan kapasitas maupun kualitasnya.

Persoalan yang dihadapi sebelumnya adalah lack of capacity, mudah-mudahan dalan tiga tahun ke depan bisa AP I dapat mengatasinya dengan baik.

Tentu saja ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit, tapi ini juga membuka peluang bagi AP I untuk menggandeng mitra strategis.

Selama ini AP I banyak mengembangkan dengan internal pendanaan dan berbagai kegiatan komersial, tapi ke depannya juga dimungkinkan untuk menggandeng mitra strategis.

"Salah satu perwujudan yang kita lakukan adalah bekerjasama dengan Gudang Garam. Kami dari Angkasa Pura I sangat antusias merealisasikan kerja sama pengembangan bandara Kediri melalui kerja sama dengan Gudang Garam yang saya kira akan sukses kalau kita kerjakan bersama-sama," kata Dirut AP I tersebut.

Rencananya, menurut Faik Fahmi, groundbreaking Bandara Kediri akan dilakukan pada 15 April 2020.

Dia mengemukakan pembangunan Bandara Dhoho Kediri di Jawa Timur itu, dirancang mampu didarati oleh pesawat berbadan besar.

"Dan memang Bandara Kediri ini nanti rencananya akan dibangun secara bertahap. Artinya untuk luasan panjang runway atau landasan pacu akan disiapkan sampai 3.300 meter sehingga dimungkinkan untuk dapat didarati oleh pesawat berbadan besar," ujar Faik Fahmi.

Faik Fahmi mengatakan bahwa terminal penumpang bandara tersebut juga akan dibangun pada tahap-tahap awal konstruksi.

"Dari sinilah nantinya kita akan bersama-sama melakukan pengaturan terkait dengan pemanfaatan bandara tersebut," katanya.

Menurut Dirut AP I itu, Jawa Timur membutuhkan bandara dengan kapasitas yang lebih besar lagi, akibat kondisi keterbatasan yang terdapat di Djuanda.

Angkasa Pura I sebagai pemilik lisensi badan usaha bandar udara (BUBU) dari Kementerian Perhubungan akan bekerja sama dengan PT Gudang Garam melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha berdasarkan prakarsa oleh badan usaha (unsolicited) dan berkomitmen menjadikan Bandara Dhoho sebagai bagian dari multi-airport system di wilayah Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang (passenger traffic).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta mengatakan bahwa Pengoperasian bandara Kediri akan memberikan sinergi yang baik bagi kedua belah pihak.

"Tanpa mendahului persetujuan dari pemerintah dan rincian kerjasama dengan AP I, kami membayangkan suatu sistem multi airport antara Surabaya dan Kediri, di mana Kediri bisa menjadi bandara penyeimbang dan terminal embarkasi untuk Jawa Timur," ujarnya.

Sebelumnya Kementerian Perhubungan memastikan rencana groundbreaking Bandar Udara Kediri, Jawa Timur, yang rencananya dibangun di Kabupaten Kediri, akan dilakukan pada Maret 2020.

Sekretaris Jenderal Kemenhub Djoko Sasono mengatakan, pembangunan bandar udara seharusnya dimanfaatkan dengan baik. Terlebih lagi di Kabupaten Kediri rencananya akan dibangun dengan standar internasional. Masyarakat akan mendapatkan banyak manfaat dari pembangunan bandara tersebut. Dirinya juga sudah komunikasi dengan petinggi dari PT Gudang Garam, Tbk. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home