Banyuwangi Gelar Festival Tahu Tempe Akhir Pekan Ini
BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi pada akhir pekan ini bisa menikmati salah satu ragam wisata kuliner khas. Banyuwangi menggelar festival kuliner berbahan dasar kedelai dalam balutan Festival Tahu Tempe.
Festival Tahu dan Tempe yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival ini digelar di sepanjang Jalan Kali Elo, Kelurahan Pengantigan, Banyuwangi. Festival yang menyajikan beragam camilan dan olahan dari kedelai ini dimulai pada Jumat (9/2) dan berlangsung selama lima hari (9 – 13 Februari 2018).
“Festival ini merupakan komitmen pemerintah bersama masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah setiap potensi daerah. Pengusaha tempe dan tahu tidak hanya menjual tahu tempenya, namun bisa mengolahnya menjadi makanan lain. Selain itu, lewat festival ini kawasan Pengantigan yang notabene sentra pengolahan tahu dan tempe bisa mulai menjadi destinasi wisata baru Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, seperti dilansir situs resmi banyuwangikab.go.id.
Kawasan Pengantigan memang dikenal sebagai pusat pembuat tahu dan tempe di Banyuwangi. Setidaknya ada 30 pengusaha tahu dan tempe di daerah itu.
“Nanti wisatawan bisa melihat beraneka olahan makanan dari bahan dasar kedelai. Para pengusaha tahu dan tempe ini juga akan menunjukkan proses pembuatan tahu dan tempe kepada pengunjung,” kata Anas.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda menambahkan dalam festival ini pengusaha tahu dan tempe menyajikan aneka olahan tahu dan tempe, seperti kripik tempe, kerupuk tahu, brownies tahu, peyek tempe, tempe mendoan, stik tempe, cookies tempe, surabi tahu, sate tempe, pepes tahu, burger tempe, hingga juice tahu.
Arakan lima tempe raksasa yang diistilahkan tempe mongkleng dijadwalkan mengawali rangkaian festival. Menurut ketua panitia festival, Nanang Lukman Hakim, tempe mongkleng ini memiliki panjang lima meter dan lebar 15 cm.
“Tempe mongkleng ini diarak dari rumah penjual menuju gapura masuk Kelurahan Pengantigan. Setelah tiba, tempe ini akan digoreng secara masal dan bisa dinikmati siapa pun yang datang dalam festival ini. Setelah makan bersama, masyarakat bisa mengunjungi stand yang menyajikan beragam produk produk tempe tahu,” kata Nanang.
Stand-stand dibuka mulai pukul 15.00 – 22.00 WIB. “Tamu-tamu bisa langsung membeli tahu tempe, lalu kami antar untuk melihat proses pembuatan tahu dan tempe. Ke depan, kampung kami akan membuka pasar sore khusus menjual produk tempe dan tahu milik perajin Pengantigan,” kata Nanang.
Editor : Sotyati
Upah Minimum Jakarta Rp5.396.761
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengumumkan Upah Minim...