Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 08:35 WIB | Kamis, 17 Maret 2016

Belum Ada Solusi Atasi Lonjakan Harga Cabai

Bustanul Arifin (Foto: perspektifbaru.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM -  Solusi untuk mengatasi kenaikan harga cabai dan bawang akhir-akhir ini belum ada.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Selasa (15/3), rata-rata nasional harga bawang merah Rp 38.507 per kilogram. Harga cabai rawit merah Rp 54.940 per kg, cabai merah besar Rp 49.957 per kg, dan cabai merah keriting Rp 50.551 per kg.

Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin, lonjakan harga cabai dan bawang akhir-akhir ini diakibatkan perubahan siklus panen. Seharusnya lonjakan harga cabai terjadi pada Januari tetapi karena adanya keterlambatan panen, lonjakan terjadi pada bulan Maret.

"Kalau untuk pilihan solusi jangka pendek memang terbatas," kata Bustanul kepada satuharapan.com, Rabu (16/3).

Menurut dia, agak sulit meminta pemerintah untuk melakukan operasi pasar, seperti halnya pada saat terjadi kenaikan harga beras.

"Impor juga sulit kecuali untuk bahan baku industri," kata dia.

Apalagi, kata dia, untuk cabai konsumsi spesifikasi produk yang diinginkan konsumen Indonesia sangat khas. "Misalnya, soal tingkat kesegaran dan sebagainya," tutur dia.

Yang mungkin dapat dirumuskan menurut dia adalah solusi jangka menengah. "Misalnya, perbaikan kalender tanam, sistem informasi dan pengembangan business aggregator," kata dia.

Sementara itu Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa mengatakan, puncak kenaikan harga bawang merah biasanya terjadi pada Januari dan Juni, namun tahun ini, kenaikan harga terjadi pada Maret.

Penyebabnya, kata dia adalah El Nino.

"El Nino menjadi penyebabnya. Panen dan tanam cabai serta bawang merah di daerah-daerah produsen mundur 1-2 bulan sehingga pasokan berkurang dan harga menjadi mahal," kata dia, kepada Kompas.

Dwi menampik penyebabnya karena adanya kartel. Sebab, cabai dan bawang merah merupakan bahan pangan yang mudah rusak. Rantai pasok cabai dan bawang merah juga tidak sepanjang beras. Paling melibatkan 4-5 rantai dari produsen ke konsumen.

"Disparitas harga yang tinggi lebih karena barang tersebut memiliki risiko mudah rusak, baik pada saat pengangkutan hingga ke tangan konsumen, dan biaya transportasi yang mahal," ujar dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home