Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 12:58 WIB | Sabtu, 14 Maret 2020

Cerita Arif Menjalani Observasi COVID-19 di Pulau Sebaru Kecil

Arif Dian Saputra (depan) dalam foto yang diunggah di media sosial Instagram dengan keterangan foto “Liburan di Pulau Sebaru Kecil”. (Foto: Antara/Arif Dian Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN. COM – “Liburan di Pulau Sebaru Kecil”. Potongan keterangan foto itu diunggah Arif Dian Saputra di akun sosial medianya.

Arif salah seorang dari 188 anak buah kapal (ABK) World Dream yang mengikuti proses observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, sejak 28 Februari 2020.

Peserta observasi akhirnya merasa lega, setelah melalui 14 hari mereka di sebuah pulau yang jauh dari permukiman penduduk. Jangankan tinggal di sana, berpikir tentang pulau itu pun tidak pernah ada dalam benak mereka.

“Kami harus menerima apa yang menjadi keputusan pemerintah Republik Indonesia,” kata Arif melalui sambungan teleponnya kepada Antara, Jumat (13/3) malam.

Arif dan kawan-kawan, tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya, setelah pemerintah menetapkan jadwal kepulangan mereka kembali kepada keluarga masing-masing. Bukan menghitung hari, seperti potongan bait lagu Krisdayanti, tetapi mereka tinggal menghitung jam dan menunggu di hari Sabtu, 14 Maret 2020 ini.

“Lega, senang banget, akhirnya bisa pulang. Kami sudah merapikan koper pakaian untuk pulang besok,” ungkap Arif, Jumat malam itu.

Persiapan pun dilakukan, Arif dan ratusan peserta lain bahkan telah membersihkan gedung yang mereka tempati selama dua pekan lalu. Bahkan, ucapan terima kasih selalu disampaikan untuk para prajurit TNI, yang selalu sabar mendampingi mereka dalam proses observasi.

“Awalnya kami sempat tertekan, setelah tiga hari berlalu, akhirnya semua menjadi lebih baik,” tutur Arif.

Komandan Batalyon Kesehatan I Marinir Letkol M Arifin mengatakan pihaknya tidak memberikan tugas yang berlebihan kepada para peserta observasi.

“Kami berupaya memberikan kenyamanan tanpa meninggalkan suasana kedisiplinan selama proses observasi,” Dansatgas kesehatan itu menjelaskan.

Internet dan Sosmed

Pemeriksaan suhu tubuh hingga olahraga menjaga kebugaran fisik, merupakan rutinitas harian Arif dan kawan-kawan. Tentunya rasa jenuh dan bosan selalu ada. Tetapi, itu sudah menjadi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Arif pun memanfaatkan fasilitas internet untuk menyalurkan hobinya di media sosial. Arif menjajal semua platform media sosial, dari Instagram, Facebook, hingga Youtube.

Melalui akun Facebooknya, Arif mendapatkan banyak dukungan terkait aktivitas observasi di Pulau Sebaru Kecil. Sementara melalui akun Youtube “Santai Wae TV”, Arif mendapatkan banyak subscriber, yang terus memantau aktivitas Arif.

“Awalnya hanya 50-an subscriber, tetapi sekarang sudah mencapai 300-an,” ujar Arif.

Sebelum kedatangan para peserta observasi di Pulau Sebaru Kecil, pemerintah menyiapkan seluruh fasilitas pendukung agar mereka betah dan tidak bosan.

Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Laksamana Madya Yudo Margono mengatakan pihaknya telah memasang satu unit BTS operator seluler. Bahkan, semua peserta observasi diberikan kartu perdana.

Peserta observasi diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkomunikasi dengan keluarga melalui jaringan telekomuniasi seluler.

“Mereka sangat senang bisa menikmati kehidupan di sini. Mungkin awalnya mereka merasa sulit,” ujar Yudo.

Dream Cruises

Arif bekerja di Dream Cruises sebagai pengelola operasi kapal pesiar World Dream sejak tahun 2015. Dia telah melalui enam kali perpanjangan kontrak, yang berlaku setiap sembilan bulan sekali.

Di Kapal Worl Dream, profesi pria 25 tahun itu tercatat sebagai asisten koki atau juru masak kapal. Perjalanan waktu, virus COVID-19 yang menyebar begitu cepat, turut mempengaruhi pekerjaannya di kapal pesiar itu.

“Saya sempat kaget, saat kami dijemput dari kapal,” ujar Arif.

Arif menyatakan perhatian pemerintah begitu besar kepada warga Indonesia, khususnya mereka yang bekerja di luar negeri. Ia tidak menyangka, usai dijemput, akan diperlakukan sangat baik sampai saat ini.

Terkait keinginan bekerja kembali di kapal pesiar, untuk sementara Arif belum akan melakukan itu. Walaupun daftar dari perusahaan sudah tersedia kembali.

“Saya akan kembali ke kampung dulu, mungkin aktivitas akan menjaga warung atau bermain musik,” kata Arif.

Pulang

“Apakah kau pernah jauh dari rumah”, “Rindu yang menumpuk sakit dan berkecamuk”. Dua bait itu merupakan potongan lagu “Pulang”. Lagu itu dipopulerkan Iksan Skuter.

Bait demi bait, mungkin terlihat sangat cocok, untuk Arif dan 187 para ABK World Dream yang telah menyelesaikan proses observasi mereka.

Arif telah menentukan perjalanan pulangnya menuju Provinsi Lampung. Bukan hanya Arif, tetapi tujuh peserta lain akan kembali ke daerah itu. Sebagian lainnya akan pulang ke Padang dan Palembang untuk wilayah Sumatera.

“Paling banyak dari Bali dan Jawa,” kata Arif.

Arif mengakui masih menyimpan sedikit rasa takut, walaupun betul-betul telah dinyatakan bebas dari virus corona. Tetapi, memastikan kesehatan diri sendiri merupakan hal utama untuk menjadikan Indonesia dapat menangkal penyebaran virus itu.

Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Laksamana Madya Yudo Margono mengatakan 188 WNI ABK World Dream telah siap dipulangkan ke daerah asal, seusai menjalani observasi di Pulau Sebaru kecil.

Para peserta observasi itu dipulangkan ke Jakarta pada Sabtu, 14 Maret 2020 menggunakan KRI Semarang-594 dengan tujuan di dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjuk Priok, Jakarta Utara.

Cerita Arif hanya salah satu kisah kecil dari upaya pemerintah menanggulangi virus corona baru di Indonesia. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home