Loading...
FOTO
Penulis: Sabar Subekti 11:53 WIB | Rabu, 07 Juli 2021

COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja dan Penyekatan

COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja  dan Penyekatan
Orang-orang mengantre untuk mengisi ulang tangki oksigen mereka di sebuah stasiun pengisian di Jakarta, hari Senin (5/7). Beberapa wilayah di Indonesia kekurangan pasokan oksigen karena jumlah pasien COVID-19 yang sakit kritis yang membutuhkannya meningkat. (Foto: AP/Dita Alangkara)
COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja  dan Penyekatan
Orang-orang mengantre untuk mengisi ulang tangki oksigen mereka di sebuah stasiun pengisian di Jakarta. (Foto: AP/Dita Alangkara)
COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja  dan Penyekatan
Seorang petugas medis mendorong tangki oksigen yang akan digunakan untuk merawat pasien di tenda darurat yang didirikan untuk menampung lonjakan jumlah kasus COVID-19, di Rumah Sakit Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta, hari Minggu (4/7). (Foto: AP/Kalandra)
COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja  dan Penyekatan
Seorang remaja menerima suntikan vaksin Sinovac untuk COVID-19 saat kampanye vaksinasi di sebuah sekolah di Denpasar, Bali, pada hari Senin (5/7). (Foto: AP/Firdia Lisnawati)
COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja  dan Penyekatan
Tenaga medis mendorong tangki oksigen di Rumah Sakit Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta. (Foto: AP/Kalandra)
COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja  dan Penyekatan
Reaksi seorang remaja saat menerima suntikan vaksin Sinovac untuk COVID-19 saat kampanye vaksinasi di sebuah sekolah di Denpasar, Bali. (Foto: AP/Firdia Lisnawati)
COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja  dan Penyekatan
Penjaga dan pasukan TNI berdiri di dekat kendaraan lapis baja TNI AD di pos pemeriksaan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat untuk mencegah penyebaran wabah virus corona di Jakarta, hari Senin (5/7). (Foto: AP/Achmad Ibrahim)
COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja  dan Penyekatan
Prajurit Indonesia berjaga di pos pemeriksaan selama pemberlakuan pembatasan darurat untuk mencegah penyebaran wabah virus corona di Jakarta, hari Senin (5/7). (Foto: AP/Achmad Ibrahim)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekurangan pasokan oksigen karena jumlah pasien COVID-19 yang sakit kritis yang membutuhkannya meningkat, kata sejumlah pejabat. Ini terjadi ketika jumlah kasus baru COVID-19 dan korban meninggal meningkat tajam.

Hari Selasa (6/7) secara nasional berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19, kasus baru mencapai lebih dari 31 ribu dan kasus pasien meninggal mencapai lebih rati 700 orang.

“Akibat kebutuhan (oksigen) meningkat tiga sampai empat kali lipat, distribusi terhambat,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Pemerintah meminta produsen oksigen untuk mendedikasikan pasokan penuh mereka untuk kebutuhan medis dan akan mengimpornya jika diperlukan, kata Pandjaitan pada konferensi pers virtual.

Pernyataan itu muncul setelah Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikit, mengatakan pemerintah menjamin pasokan oksigen untuk pasien COVID-19 pada hari Senin (25/7).

Setidaknya 63 pasien COVID-19 telah meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito di kota Yogyakarta sejak Sabtu, 33 di antara mereka karena pemadaman pusat pasokan oksigen cair, meskipun rumah sakit beralih menggunakan tabung oksigen selama periode itu, kata juru bicara rumah sakit, Bani Hermawan.

“Kondisi mereka yang memburuk memberikan kontribusi paling besar terhadap kematian mereka,” kata Hermawan.

Pasokan oksigen sentral rumah sakit beroperasi kembali pada pukul 4:45 pagi hari Minggu setelah 15 ton oksigen cair dikirim. Oksigen medis datang dalam bentuk cair dan terkompresi.

Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengatakan rumah sakit membutuhkan oksigen lebih banyak dari sebelumnya karena meningkatnya jumlah pasien COVID-19 di provinsi tersebut. “Kami membutuhkan lebih banyak pasokan oksigen. Tapi bukan berarti tidak ada pasokan sama sekali,” katanya.

Luhut mengatakan, masa inkubasi virus berarti jumlah orang yang terinfeksi akan terus meningkat hingga pertengahan Juli. “Ke depan bisa meningkat lagi kalau tidak disiplin,” katanya. (dengan AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home