Loading...
FOTO
Penulis: Sabar Subekti 16:19 WIB | Sabtu, 10 Juli 2021

Oksigen! Oksigen!

Oksigen! Oksigen!
Orang-orang menunggu giliran untuk mengisi ulang tangki oksigen mereka di stasiun pengisian di Jakarta, hari Jumat (9/7). (Foto: AP/Tatan Syuflana)
Oksigen! Oksigen!
Orang-orang menunggu giliran untuk mengisi ulang tangki oksigen mereka di stasiun pengisian di Jakarta, hari Jumat (9/7).(Foto: AP/Tatan Syuflana)
Oksigen! Oksigen!
Tangki oksigen disiapkan untuk pasien di lorong rumah sakit yang penuh sesak di tengah lonjakan kasus COVID-19, di Surabaya, Jawa Timur, hari Jumat (9/7).(Foto: AP/Trisnadi)
Oksigen! Oksigen!
Seorang paramedis mendorong tangki oksigen di ruang gawat darurat sebuah rumah sakit yang penuh sesak di tengah kasus COVID-19, di Surabaya, Jawa Timur, Ihari Jumat (9/7). (Foto: AP/Trisnadi)
Oksigen! Oksigen!
Dalam foto yang dirilis Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ini, seorang personel militer menggunakan forklift untuk menurunkan barang bantuan dari pesawat kargo Angkatan Udara Singapura di Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta, hari Jumat (9/7). (Foto: Humas TNI)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Gelombang kedua COVID-19 yang diperparah masuknya varian Delta yang pertama muncul di India, membgaut sistem kesehatan Indonesia makin kewalahan melayani jumlah pasien yang meningkat drastis.

Sebelum gelombang kedua yang dimulai dengan libur panjang puasa dan Idul Fitri, kasus baru harian berada di angka empat ribu atau paling tinggi enam ribu kasus per hari. Namun dua pekan terakhir angkanya meningat sangat tajam, sehingga mencapai lebih dari 38.000 se hari.

Rumah sakit bukan hanya kewalahan melayani pasien, rumah sakit darurat juga sudah ditambah, dan fasilitas isolasi terus ditambah. Namun angka kematian meningkat tajam juga, hingga mencapai seribu lebih pada hari Kamis (8/7). Padahal sebelum libur panjuang angkanya sekitar 150 kasus.

Salah satu masalah adalah kebutuhan oksigen yang terus meningkat. Pemerintah telah meminta produsen oksigen itu menyediakan semua oksigen untuk kepentingan medis, termasuk yang semula untuk industri.

Namun kebutuhan terus bertambah, sehingga harganya naik, bahkan juga harga tabung oksigen. Ini terjadi dua bulan setelah Indonesia membantu India dengan ribuan tabung oksigen.

Hari Jumat (9/7) lebih dari 1.000 tabung oksigen, konsentrator, ventilator, dan perangkat kesehatan lainnya tiba dari Singapura, diikuti oleh 1.000 ventilator lainnya dari Australia, kata Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Matirim dan Investasi, yang bertanggung jawab atas respons pandemi Indonesia.

Indonesia juga berencana untuk membeli 36.000 ton oksigen dan 10.000 konsentrator, perangkat yang menghasilkan oksigen, dari negara tetangga Singapura, katanya. Ditambahkan bahwa dia berhubungan  denganh China dan sumber oksigen potensial lainnya, untuk mendapat pasokan oksigen. Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab juga telah menawarkan bantuan.

Dengan upaya itu berharap masalah kebutuhan oksigen teratasi dan lebih banyak pasien COVID-19 yang bisa diselamatkan.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home