Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:45 WIB | Senin, 31 Maret 2014

Crimea Beralih Zona Waktu ke Moskow

Warga Crimea merayakan perubahan waktu menyesuaikan dengan zona Rusia. (Foto: itv.com)

CRIMEA, SATUHARAPAN.COM - Jam di Crimea dan Moskow berdentang pada waktu yang sama pada tengah malam setelah wilayah semenanjung itu bergabung dalam zona waktu Rusia, hari Sabtu (29/3). Crimea merupakan wilayah Ukraina yang penduduknya berbahasa Rusia, kemudian menyatakan bergabung dengan Rusia, meskipun referendum yang dilakukan ditentang banyak negara dan dianggap ilegal.

Secara simbolis hal itu menetapkan  pengambilalihan Rusia atas semenanjung Crimea yang sebelumnya wilayah Ukraina. Perubahan zona waktu itu diadakan untuk memindahkan waktu menjadi  dua jam lebih awal, dan acara diselenggarakan di stasiun kereta api di kota utama Crimea, Simferopol.

Perdana Menteri  semenanjung  Laut Hitam itu, Sergei Aksyonov, mengawasi perubahan waktu pada pukul 10:00 atau tengah malam di Moscow (20:00 GMT) dan disambut tepuk tangan dari ratusan pendukung yang melambaikan bendera Rusia dan berteriak "Rusia".

Moskow pada tahun 2011 memilih untuk menetapkan waktu musim panas secara permanen, yaitu  empat jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT). Sementara  seluruh Eropa siap untuk menetapkan jam mereka maju satu jam untuk musim panas juga pada hari Minggu.

"Bersiap-siap untuk perjalanan waktu," kata surat kabar lokal, Krymskaya Gazeta (Koran Orang Crimea), memperingatkan penduduk setempat bahwa perubahan waktu dapat memicu masalah kesehatan seperti gangguan tidur, apatis, depresi dan kemungkinan perubahan pada sistem endokrin.

Namun juru bicara legislatif daerah, Lyudmila Mokhova, mengecilkan dampak perubahan itu.  "Aka ada sedikit kesulitan," kata dia. "Tetapi orang-orang  bersemangat tinggi, dan mereka sangat senang."

"Hanya tiga hari pertama akan sulit," kata Gleb Kulikov, penduduk Simferopol. Temannya, Sergei Ageyev menambahkan, "Kami selalu hidup sesuai dengan waktu Moskow sebelum kemerdekaan Ukraina."

Awal bulan ini mayoritas penduduk di semenanjung itu memilih untuk melepaskan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.  Langkah itu muncul setelah Moskow mengirim pasukan ke Crimea, mengklaim hal itu untuk melindungi warga berbahasa Rusia setelah aksi pemberontakan pro Eropa di Kiev, ibu kora Ukraina, bulan lalu dan mereka berkuasa.

Negara-negara Barat dan Ukraina telah mengecam pengambilalihan oleh Moskow atas semenanjung itu. Namun Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan hal itu sebagai keadilan yang bersejarah.

Dia mengatakan bahwa keputusan pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev, menyerahkan Crimea ke republik Soviet Ukraina pada tahun 1954 adalah sebuah kesalahan. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home