Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:28 WIB | Kamis, 14 November 2013

Defisit Transaksi Berjalan Triwulan III/2013 Turun 1,5 Miliar Dollar

Penghitungan mata uang rupiah di salah satu Bank Nasional. (Foto: setkab)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) menginformasikan, bahwa defisit transaksi berjalan pada triwulan III tahun 2013 mencapai 8,4 miliar dollar AS (3,8 persen dari PDB), atau turun 1,5 miliar dollar AS dibanding triwulan II/2013 sebesar 9,9 miliar dollar AS (4,4% dari PDB).

“Kebijakan stabilisasi ekonomi domestik yang dilakukan Bank Indonesia dan Pemerintah secara bertahap telah memperbaiki kinerja transaksi berjalan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A. Johansyah dalam siaran persnya, pada Rabu (13/11).

Menurut Difi, perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas seiring dengan penurunan impor nonmigas yang lebih tajam dibandingkan penurunan ekspor nonmigas, serta berkurangnya defisit neraca jasa dan pendapatan.

“Ekspor nonmigas meskipun secara nominal masih menurun karena belum pulihnya perkembangan harga dunia, namun volume ekspor mencatat pertumbuhan positif, terutama ditopang oleh pertumbuhan volume ekspor barang tambang, seperti batubara, bijih tembaga, nikel dan bauksit,” papar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI itu.

Selanjutnya, Difi merinci, di sisi neraca jasa penurunan defisit didukung oleh berkurangnya pembayaran jasa transportasi sejalan dengan turunnya impor nonmigas, serta meningkatnya net inflow jasa travel karena meningkatnya jumlah kedatangan wisatawan mancanegara, dan juga ditopang oleh berbagai kegiatan berskala internasional yang diadakan di Indonesia.

Adapun defisit neraca pendapatan juga menurun mengikuti jadwal pembayaran bunga utang luar negeri dan transfer keuntungan kepada investor asing. Di sisi lain, perbaikan kinerja neraca perdagangan nonmigas belum disertai dengan perbaikan kinerja neraca perdagangan migas.

“Defisit neraca perdagangan migas masih meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya akibat kenaikan impor minyak yang terjadi pada bulan Agustus 2013,” ungkap Difi.

Arus Investasi Meningkat

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi itu mengemukakan, transaksi modal dan finansial pada triwulan III-2013 mencatat surplus 4,9 miliar dollar, karena adanya arus masuk investasi langsung asing (PMA) yang meningkat menjadi 5,4 miliar dollar AS dibanding 4,7 miliar dollar AS triwulan sebelumnya.

Sementara itu, investasi portofolio asing tercatat positif seiring kembali masuknya aliran modal asing pada instrumen portofolio berdenominasi rupiah sebagai respon terhadap langkah BI meredam kenaikan inflasi melalui peningkatan BI Rate dan pengelolaan nilai tukar yang sesuai dengan nilai fundamentalnya. Hal ini didukung pula oleh langkah Pemerintah menerbitkan obligasi valas sebagai salah sumber pembiayaan fiskal.

Secara total, rendahnya arus masuk investasi portofolio di awal triwulan menyebabkan surplus transaksi modal dan finansial triwulan III-2013 lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya. Meskipun demikian, terjadi perbaikan komposisi aliran modal masuk karena aliran modal swasta pada triwulan III-2013 ini lebih didominasi oleh peningkatan arus masuk PMA.

Adapun terkait Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), Difi A. Joehansyah mengemukakan, meskipun pada triwulan III-2013 terjadi perbaikan pada kinerja transaksi berjalan, namun berkurangnya surplus transaksi modal dan finansial pada periode yang sama menyebabkan defisit NPI pada triwulan III-2013 tercatat sebesar 2,6 miliar dollar AS atau relatif sama dengan defisit pada triwulan sebelumnya sebesar 2,5 miliar dollar AS.

Dengan perkembangan tersebut, lanjut Difi, cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2013 tercatat sebesar 95,7 miliar, namun kemudian meningkat 1,3 miliar menjadi 97,0 miliar pada akhir Oktober 2013. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan 5,5 bulan impor atau setara dengan 5,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

“Bank Indonesia memandang jumlah tersebut cukup aman untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dan berada di atas standar kecukupan internasional,” papar Difi.

Mengenai triwulan IV-2013, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A. Joehansyah mengatakan, proses pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia diproyeksikan akan terus berlanjut seiring perbaikan kondisi ekonomi dan keuangan global di tengah tren perlambatan ekonomi domestik.

“Kinerja NPI diperkirakan terus membaik terutama ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat. Tren perbaikan transaksi berjalan juga diperkirakan terus berlanjut yang dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas dan berkurangnya defisit neraca jasa seiring melambatnya permintaan domestik,” terang Difi.

Meskipun demikian, kata Difi, perbaikan kinerja NPI masih memerlukan koordinasi kebijakan lanjutan antara Pemerintah dan Bank Indonesia, antara lain di sektor migas yang perlu langkah-langkah pengendalian konsumsi BBM untuk mengurangi defisit transaksi berjalan dari masih tingginya impor minyak. (setkab)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home