Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 16:34 WIB | Senin, 30 Oktober 2017

Demonstran Dukung Militer Myanmar

Para peserta rapat akbar mengusung bendera nasional dan militer dalam acara upacara baris berbaris yang mendukung pegawai negeri sipil dan militer hari Minggu, 29 Oktober 2017 di Yangon, Myanmar (Foto: AP Photo/Thein Zaw)

YANGON, SATUHARAPAN.COM - Ribuan orang turun ke jalan-jalan Yangon, hari Minggu (29/10), menunjukkan dukungan bagi militer Myanmar, yang mendapat kecaman internasional atas tindakan kerasnya terhadap Muslim Rohingya di negara itu.

Serangan militan Rohingya terhadap polisi Myanmar Agustus lalu memicu rangkaian pembalasan oleh pasukan keamanan pemerintah, memaksa lebih dari 600.000 orang Rohingya mengungsi dari negara bagian Rakhine, Myanmar utara, ke Bangladesh, terutama Cox's Bazar. Hampir 60 persen pengungsi adalah anak-anak.

Namun, hari Minggu, demonstran, termasuk pendukung tentara, nasionalis Budha dan biksu, menyanyikan lagu-lagu militer dan membawa spanduk memuji pimpinan militer, media melaporkan.

Kyaw Than, usia 64 tahun, adalah sersan pensiunan yang bertugas 41 tahun di militer. Kepada kantor berita Perancis, AFP, ia mengatakan militer "melindungi seluruh negeri. Tuduhan bahwa militer membunuh, memperkosa dan membakar orang-orang Rohingya adalah "tidak benar."

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson mengatakan, pemimpin militer Myanmar bertanggung jawab atas krisis pengungsi saat ini yang melibatkan populasi Muslim Rohingya.

Ia mendesak militer Myanmar memfasilitasi bantuan kemanusiaan bagi orang-orang di wilayah yang terimbas, memberi media akses, dan bekerja sama dengan PBB "untuk memastikan penyelidikan yang menyeluruh dan independen terhadap semua tuduhan pelanggaran HAM dan memastikan pertanggungjawaban," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert.

Kepada VOA, senator Dick Durbin mengatakan beberapa anggota kongres dari Partai Republik dan Demokrat bertemu duta besar Myanmar minggu ini dan memberitahu bahwa hubungan negaranya dengan Amerika bergantung pada cara Myanmar menanggapi krisis tersebut.

Durbin mengatakan anggota kongres menginginkan pihak berwenang mengizinkan pengamat dari luar ke wilayah konflik, menahan tentara yang bertanggung jawab atas tindak kekejaman itu, dan bekerja sama dengan badan PBB untuk urusan pengungsi guna memukimkan kembali pengungsi Rohingya. 

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home