Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 10:54 WIB | Selasa, 10 November 2015

Donald Trump Serukan Boikot Starbucks

Desain gelas merah polos Starbucks selama musim libur Natal telah memicu kemarahan beberapa orang Kristen. (Foto: Starbucks)

SPRINGFIELD, SATUHARAPAN.COM -  Donald Trump menyarankan pendukungnya untuk memboikot Starbucks menyusul munculnya kontroversi atas desain minimalis gelas liburan Natal yang diluncurkan restoran itu.

Trump mengatakan kepada ribuan orang di sebuah reli di Springfield, Illinois, pada hari Senin (9/11) bahwa: ".. Mungkin kita harus memboikot Starbucks. Saya tidak tahu"

Pernyataan Trump terkait dengan munculnya beberapa kalangan konservatif agama yang menyatakan kemarahan atas desain cangkir Natal Starbucks yang berwarna merah total. Starbucks mengklaim desain baru itu  bagian dari gerakan yang lebih besar dari Natal. Namun, bagi kalangan pengeritik, Starbucks justru dituding ingin menghilangkan Natal.

"Starbucks mengambil Merry Christmas. Tidak ada lagi Merry Christmas," kata Trump kepada orang banyak.

Dia menambahkan, "Hei lihat, saya berbicara menentang diri saya. Saya memiliki salah satu outlet Starbucks paling sukses di Trump Tower."

Pada tahun-tahun sebelumnya, cangkir Starbucks untuk edisi Natal menampilkan ornamen kepingan salju, pemandangan musim dingin dan hiasan pohon Natal. Trump juga  menyatakan frustrasi atas perusahaan yang menggunakan istilah "Happy Holidays" menggantikan "Merry Christmas."

Dia mengatakan bahwa jika ia menjadi presiden, semua orang akan mengucapkan "Selamat Natal."

Sebagaimana dilaporkan oleh koresponden CBS News, Don Dahler, kontroversi gelas Starbucks telah ramai dibicarakan di medos, di mana kelompok-kelompok Injili menuduh perusahaan tersebut melancarkan "perang Natal."

"Apakah Anda menyadari bahwa Starbucks ingin mengambil Kristus dan Natal dari gelas liburan baru mereka? Itu sebabnya warna gelasnya hanya polos merah," kata mantan pendeta, Josh Feuerstein, yang mendadak terkenal karena protesnya terhadap gelas Starbucks.

Pada hari Kamis lalu, Feuerstein memposting video ke halaman Facebook-nya yang kini telah dilihat 12 juta kali.

"Ketika saya datang, saya meminta kopi, mereka meminta saya menyebut nama saya, dan saya mengatakan kepada mereka, 'Nama saya Merry Christmas.' Jadi coba tebak apa yang terjadi, Starbucks? Saya menipu Anda untuk menuliskan 'Merry Christmas' pada cangkir Anda," kata Feuerstein dalam video.

Dalam sebuah pernyataan kepada CBS News, Starbucks menjawab,  "nilai-nilai inti kami sebagai sebuah perusahaan adalah untuk menciptakan budaya memiliki, inklusi dan keragaman ..." dan "... kami akan terus merangkul dan menyambut pelanggan dari semua latar belakang dan agama di toko-toko kami di seluruh dunia. "

Para ahli mengatakan Starbucks akan tetap dengan desain minimalis mereka.

"Saya yakin dalam beberapa hal mereka senang tentang beberapa perhatian ini. Ini benar-benar memancarkan sorotan pada merek mereka dan pada musim liburan. Mereka mungkin memiliki banyak orang yang menyambut perubahan ini juga. Jadi orang-orang akan datang ke Starbucks dan membeli kopi dan mungkin mereka akan menempatkan hashtag mereka di atasnya, tapi mereka membeli secangkir kopi, "kata Editor Adweek Lisa Granatstein.

Ini bukan pertama kalinya Starbucks diserang untuk desain gelasnya. Pada tahun 2005, perusahaan meluncurkan kampanye "The Way I See It," dengan mencetak kutipan pernayataan dari tokoh-tokoh di cangkir mereka. Beberapa  di antaranya berkaitan dengan  hak-hak gay dan agama, yang mengundang  kemarahan dari kelompok Kristen dan Muslim. Maret lalu, Starbucks juga terpaksa mencabut kampanye kontroversial "Race Together" beberapa hari setelah diluncurkan, yang dimaksudkan untuk membuat orang berbicara tentang ras. (cbsnews.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home