Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:28 WIB | Jumat, 18 Maret 2016

Earth Hour 2016 Menjaga Warisan Dunia bagi Generasi Penerus

Ilustrasi: Candi Prambanan, salah satu ikon Indonesia yang tahun ini berpartisipasi dalam perayaan Earth Hour di Indonesia yang jatuh pada Sabtu, 19 Maret 2016 pukul 20.30-21.30 waktu setempat, ditandai dengan pemadaman lampu-lampu candi, bersama lampu-lampu Candi Borobudur. (Foto: wwf..or.id)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gerakan Earth Hour kembali mengajak warga dunia untuk melakukan aksi melawan perubahan iklim.

Kali ini, pesan “Shine a Light on Climate Action” disampaikan dari salah satu cagar budaya dunia yang berada di Indonesia, dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di Rama Shinta Garden Resto Prambanan Yogyakarta, pada Selasa (15/3) lalu.

Tahun ini, perayaan Earth Hour di Indonesia yang jatuh pada Sabtu, 19 Maret 2016 pukul 20.30-21.30 waktu setempat, akan ditandai dengan partisipasi dua ikon Indonesia yang dikenal dunia, yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

“Candi Borobudur dan Candi Prambanan adalah dua warisan budaya dunia yang terus-menerus kita wariskan kepada generasi penerus. Jadi, kita bukan hanya diwarisi tetapi juga mewariskannya. Unsur itu pula yang menjadi filosofi Earth Hour, yaitu kita diingatkan bahwa alam kita bukan diwariskan (kepada kita, Red) tetapi hanya dipinjami oleh generasi penerus. Ada pesan yang begitu kuat di kedua candi itu yang akan dibawa terus-menerus sampai ke generasi mendatang,” kata Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF-Indonesia dalam sambutannya, seperti dikutip dari wwf.or.id.

Tahun sebelumnya, Candi Prambanan memang telah ikut ambil bagian dalam perayaan Earth Hour, dengan memadamkan lampu candi selama Earth Hour berlangsung.

Tahun ini, Candi Prambanan kembali berpartisipasi bersama-sama dengan Candi Borobudur, yang untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam perayaan Earth Hour. Perayaan Earth Hour di Candi Borobudur pada tanggal 19 Maret mendatang akan dipusatkan di Lapangan Aksobya sejak pukul 19.30 WIB.

“Pada tanggal 19 Maret nanti, Taman Wisata Candi akan memadamkan lampu-lampu candi dan lampu-lampu lain, pada pukul 20.30-21.30. Sedangkan lampu penerangan tetap menyala demi keamanan. Kami juga hanya menyalakan lampu dan pendingin ruangan yang dibutuhkan di lingkungan kantor kami. Hal ini akan menjadi gaya hidup di lingkungan kerja kami untuk seterusnya demi pengurangan penggunaan energi,” kata Retno Hardiasiwi, Direktur Operasional PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.

Partisipasi Candi Borobudur dan Candi Prambanan pada Earth Hour 2016 didukung penuh oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), Balai Konservasi Borobudur dan Prambanan, serta Badan PBB untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO).

Nantinya, potret padamnya lampu di Candi Prambanan dan Borobudur pada perayaan Earth Hour mendatang akan menguatkan pesan, bahwa kita sebagai sebuah bangsa dan sebagai individu mempunyai komitmen untuk melawan perubahan iklim.

Komitmen itu dimulai dari hal paling kecil dengan memadamkan lampu selama satu jam dan kemudian setelah itu mengubah gaya hidup menjadi gaya hidup ramah lingkungan.

Selain menyampaikan pesan perubahan iklim kepada dunia dari cagar budaya dunia, Earth Hour Indonesia juga memanfaatkan kekuatan media sosial, untuk menyelamatkan lingkungan.

Earth Hour Indonesia pada tahun ini juga mendapat dukungan dari Twitter Indonesia. Pada saat malam Earth Hour, pengguna Twitter bisa mengikuti prosesi switch-off di Candi Borobudur lewat tayangan Periscope.

Teguh Wicaksono, Partnership Twitter Indonesia, yang turut hadir dalam konferensi pers tersebut, mengatakan Twitter sebagai sebuah platform komunikasi memiliki misi yang berbanding lurus, untuk menjembatani pihak-pihak yang ingin berbagi pesan positif, seperti Earth Hour.

Dukungan ini, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di beberapa titik di belahan dunia yang lain.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home