Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 20:30 WIB | Selasa, 27 Oktober 2015

“Globalisasi Jangan Memecah Belah Pemuda”

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia termuda, Ade Rezki Pratama. (Foto: Dok. satuharapan.com/Martahan Lumban Gaol)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia termuda, Ade Rezki Pratama menilai perubahan zaman di era globalisasi telah menghadirkan gaya hidup baru di kalangan pemuda Indonesia, di mana semangat kebersamaan kian meluntur. Akibatnya, pemuda Indonesia lebih bersifat indidualis.

"Sekarang kita sudah mulai ada tren menurun, tidak ada lagi suatu misi dan tujuan bersama-sama, karena globalisasi dan modernisasi yang kita hadapi saat ini, akses media yang mudah dan cepat, justru mendoktrin pemuda pemudi untuk berpikir yang kurang nasionalisme," kata Ade kepada satuharapan.com, saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, hari Rabu (21/10).

Padahal, menurut dia, para pemuda Indonesia dulu bersusah payah berjuang merebut kemerdekaan, tanpa perlu dibuat aturan wajib militer. ”Sekarang kalau ditanya pemuda untuk melakukan wajib militer, pasti pikir-pikir dulu,” kata Ade.

Menurut politikus Partai Gerindra itu, masalah tersebut harus mendapat perhatian bersama, pemuda Indonesia harus kembali memiliki rasa nasionalisme. Pemuda harus kompak seperti pemuda yang dulu berusaha merebut kedaulatan dan pengakuan hak atas kemerdekaan Indonesia.

“Membangun rasa nasionalisme itu harus dimulai dari hal yang kecil, seperti di lingkungan keluarga, lingkungan rumah tangga, dan bimbingan dari kedua orang tua. Bagaimana orang tua menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangsaan, hal itu tidak cukup lewat pendidikan formal saja, tapi harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari,” kata pria kelahiran Bukittinggi 8 November 1988 itu.

Ade pun mengajak pemuda Indonesia mengisi kemerdekaan dengan lebih baik. Hal tersebut bisa diwujudkan dari berbagai sektor, mulai dari kewirausahaan, industri, pendidikan, dan keagamaan. Pemuda harus bisa memanfaatkan kecanggihan alat komunikasi yang ada saat ini. Jangan sampai, alat komunikasi yang semakin canggih justru memecah belah pemuda.

“Jangan sampai, dengan mudahnya akses telekomunikasi ini, yang jauh semakin dekat, yang dekat malah semakin jauh," kata dia.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home