Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 11:46 WIB | Selasa, 16 Februari 2016

Greenpeace dan Warga Gelar Aksi Protes PLTU Batubara Batang

Greenpeace dan Warga Gelar Aksi Protes PLTU Batubara Batang
Salah satu warga Batang, Jawa Tengah, saat menggelar aksi menolak penutupan areal sawah oleh salah satu perusahaan untuk pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara Batang, di depan kantor perusahaan yang terletak di Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (16/2). Warga didampingi oleh puluhan aktivis Greenpeace menggelar aksi dengan membawa atribut berupa poster penolakan. (Foto-foto: Dedy Istanto).
Greenpeace dan Warga Gelar Aksi Protes PLTU Batubara Batang
Aktivis Greenpeace saat menggelar aksi menolak penutupan lahan persawahan milik warga Batang yang ditutup untuk dijadikan areal proyek PLTU Batang Batubara di depan kantor pemilik saham terbesar di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Greenpeace dan Warga Gelar Aksi Protes PLTU Batubara Batang
Salah satu aktivis Greenpeace saat menggelar aksi di depan kantor pemilik saham proyek PLTU Batubara Batang yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan dengan membawa atribut poster dan spanduk.
Greenpeace dan Warga Gelar Aksi Protes PLTU Batubara Batang
Aksi menolak penutupan areal sawah warga Batang yang akan dijadikan projek PLTU Batubara Batang digelar di depan kantor Adaro, pemegang saham PT Bhimasena Power Indonesia, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Greenpeace dan Warga Gelar Aksi Protes PLTU Batubara Batang
Puluhan aktivis Greenpeace bersama warga Batang saat menggelar aksi menolak penutupan areal sawah yang akan dijadikan projek PLTU Batubara Batang di depan kantor pelaksana projek di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Greenpeace dan Warga Gelar Aksi Protes PLTU Batubara Batang
Poster bertuliskan pesan yang dibawa dalam aksi menolak penutupan areal sawah warga Batang yang akan dijadikan proyek PLTU Batubara Batang, Jawa Tengah.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Puluhan pegiat lingkungan Greenpeace menggelar aksi damai meminta mengembalikan lahan persawahan warga yang ditutup oleh PT Adaro di depan kantor perusahaan itu di Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, hari Selasa (16/2).

“Kami ingin Adaro mengembalikan lahan warga yang dipagari, agar warga dapat kembali mengakses dan mengolah lahan mereka,” kata Hindun Mulaika, salah satu leader dari tim kampanye Greenpeace.

Menurutnya, rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara Batang harus dihentikan demi kesejahteraan dan penghidupan masyarakat. Projek PLTU Batubara Batang dinilai telah gagal memenuhi tenggat waktu sebanyak empat kali berturut-turut selama empat tahun.

Warga di sekitar areal proyek sampai dengan saat ini menolak untuk menjual lahannya. Sebanyak 10 persen dari 226 hektare yang dibutuhkan projek tersebut masih tersandung proses pembebasan lahan.

Adaro selaku pemegang saham terbesar dari PT Bhimasena Power Indonesia, perusahaan konsorsium dalam proyek tersebut, dinilai telah empat kali gagal dalam memenuhi tenggat waktu pencairan dana karena proses pembebasan lahan yang belum tuntas. Hari ini warga Batang juga telah menunggu putusan akhir sidang Mahkamah Agung atas gugatan warga terhadap keputusan Gubernur Jawa Tengah tentang Undang Undang yang digunakan untuk pembebasan lahan.

Aksi yang digelar pukul 09.52 WIB diikuti oleh aktivis Greenpeace dan perwakilan dari warga Batang, Jawa Tengah, dengan membentangkan atribut poster serta spanduk bertuliskan penolakan. Sampai dengan siang ini aksi masih berlangsung di depan Gedung Adaro, Kuningan, Jakarta Selatan.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home