Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 11:43 WIB | Senin, 23 Oktober 2023

Hamas Bebaskan Dua Sandera Asal Amerika Serikat

Israel minta UNRWA evakuasi lima sekolah yang dikelola.
Foto dua sandera Amerika, Judith dan Natalie Raanan, dirilis Hamas pada hari Jumat 20 Oktober 2023 di X. (Foto: X)

GAZA, SATUHARAPAN.COM-Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida, mengatakan pada hari Jumat (20/10) bahwa kelompok tersebut telah membebaskan dua sandera Amerika Serikat, seorang ibu dan putrinya, “untuk alasan kemanusiaan,” menurut laporan Reuters.

Menurut kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tentara dan pasukan keamanan Israel menerima para sandera, Judith dan Natalie Raanan, di perbatasan Gaza dan mereka sedang dalam perjalanan ke pangkalan militer di Israel tengah untuk bertemu dengan anggota keluarga mereka.

Sebuah tim dari Kedutaan Besar AS di Israel akan segera menemui dua orang Amerika yang dibebaskan oleh Hamas, kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

Dia mengatakan masih ada 10 orang Amerika yang belum ditemukan setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.

“Kami tahu beberapa dari mereka disandera oleh Hamas,” kata Blinken dalam pengarahan kepada wartawan. Semua sandera, kata Blinken, “harus segera dibebaskan dan tanpa syarat.”

Media Israel sebelumnya mengatakan Hamas menyerahkan ibu dan putrinya kepada Komite Palang Merah Internasional.

Hamas Sandera 200 Orang

Israel menanggapi krisis penyanderaan dan amukan kelompok bersenjata Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 warga Israel dengan menggempur Gaza dengan serangan udara, menewaskan lebih dari 4.000 orang, dan mengatakan pihaknya akan bertindak untuk membebaskan para sandera sekaligus memusnahkan Hamas.

Mereka mengumpulkan tank dan pasukan di dekat perimeter daerah kantong tersebut untuk melakukan invasi darat, dan menyerukan warga Palestina untuk mengevakuasi bagian utara Gaza, yang menurut mereka merupakan tempat persembunyian Hamas.

Israel juga mengatakan bahwa blokade penuh terhadap wilayah kantong tersebut tidak akan berakhir kecuali para sandera Israel dibebaskan.

Hamas mengatakan mereka menyandera 200 orang dan 50 lainnya ditahan oleh kelompok bersenjata lain di daerah kantong tersebut. Dikatakan lebih dari 20 sandera tewas akibat serangan udara Israel, namun belum memberikan rincian lebih lanjut.

Mereka yang ditahan termasuk perempuan, anak-anak, orang tua dan orang-orang dari negara lain yang berupaya membebaskan mereka, bersama dengan beberapa tentara Israel.

Sandera Non Israel Akan Dibebaskan

Sayap bersenjata Hamas mengatakan pada 16 Oktober bahwa warga non Israel yang diculik adalah “tamu” yang akan dibebaskan “jika keadaan di lapangan memungkinkan.”

Hamas telah menyarankan agar para sandera dapat ditukar dengan 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, namun Israel kemungkinan besar tidak akan menyetujui hal tersebut karena mereka sedang dalam kondisi perang.

Amerika Serikat telah mengamankan pembebasan dua orang Amerika yang disandera oleh kelompok militan Palestina Hamas, Presiden Joe Biden mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (20/10).

“Sesama warga negara kita telah mengalami cobaan berat selama 14 hari terakhir ini, dan saya sangat gembira bahwa mereka akan segera berkumpul kembali dengan keluarga mereka, yang didera ketakutan,” kata Presiden AS.

Biden juga berterima kasih kepada Qatar dan Israel atas kemitraan mereka dalam menjamin pembebasan keduanya. “Saya berterima kasih kepada pemerintah Qatar dan pemerintah Israel atas kemitraan mereka dalam pekerjaan ini. Jill dan saya telah menyimpan erat di hati kami semua keluarga orang Amerika yang belum ditemukan,” katanya.

“Sebagai presiden, saya tidak mempunyai prioritas lebih tinggi daripada keselamatan warga Amerika yang disandera di seluruh dunia,” tambah Biden.

Israel Minta Lima Sekolah PBB Dievakuasi

Israel meminta Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk mengevakuasi lima sekolahnya di Jalur Gaza, menurut laporan Al Arabiya pada hari Jumat.

Organisasi tersebut mengatakan hal ini berarti fasilitasnya “tidak lagi aman.”

“Kami melakukan apa yang kami bisa untuk memprotes dan menolak keputusan ini, tapi ini berarti bahwa mulai sekarang fasilitas tersebut tidak lagi aman,” kata pernyataan UNRWA, yang menyerukan ribuan orang di dalam dan sekitar sekolah untuk mengungsi.

UNRWA mengatakan Israel telah memerintahkannya untuk mengevakuasi lima sekolah tersebut “secepat mungkin.”

Seluruh sekolah berada di Kota Gaza, dekat Rumah Sakit Al-Quds, yang juga diminta untuk dievakuasi. (Reuters/AFP/Al Arabiya)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home