Loading...
SAINS
Penulis: Dedy Istanto 16:49 WIB | Sabtu, 27 Juli 2013

Harimau Sumatera Ditemukan Mati Terkena Jerat Babi

Harimau Sumatera yang ditemukan mati saat terjerat oleh jebakan babi di Sungai Sirih, Desa Sungai Gelampeh, Jambi pada Kamis (25/7). (Foto : Rahmat Arifin Taman Nasional Kerinci Seblat).

JAMBI, SATUHARAPAN.COM – Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati akibat terjerat di Desa Sungai Sirih,  Sungai Gelampeh, Jambi pada Kamis, (25/7).

Saat dihubungi melalui pesan singkat,  Kepala Sesi Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah 1, Agusman S.P M.sc  menjelaskan kejadian saat pertama kali mendapat informasi tentang harimau yang ditemukan. Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) malam itu juga langsung menuju ke lokasi kejadian dengan mempersiapkan peralatan dan perlengkapan seperti kerangkeng dan obat bius.

Berdasarkan hasil cek di lapangan, harimau tersebut masih dalam keadaan hidup dengan kondisi terlilit oleh jerat babi yang dipasang di ladang masyarakat di luar kawasan TNKS. Karena gelap dan situasi keamanan yang tidak memungkinkan, maka penanganan evakuasi ditunda sampai besok pagi.

Sekitar pukul 06.00 WIB tim menuju lokasi untuk melanjutkan proses evakuasi, namun saat tiba dilokasi kejadian kondisi harimau sudah dalam keadaan mati dengan kondisi terjerat pada bagian perutnya.

Agusman menjelaskan pada saat malam hari tim evakuasi yang datang ke lokasi tidak bisa menilai secara langsung kondisi fisik serta kekuatan pada harimau tersebut. Tim petugas yang datang juga memikirkan faktor keselamatan dan juga penduduk yang ikut evakuasi pada saat itu, karena jumlah personil yang tidak begitu banyak.

Berdasarkan laporan warga, kondisi harimau saat ditemukan sebelumnya terjerat pada bagian kaki belakangnya. Dalam kondisi seperti ini harimau masih mampu bertahan tanpa makan sampai esok hari. Maka diputuskan untuk melanjutkan penanganan pada keesokan harinya setelah hari sudah terang, kata Agusman.

Berdasarkan hasil otopsi yang diterima menunjukkan telah terjadi penumpukan gas pada usus dan penumpukan darah di bagian organ dalam yang mengakibatkan kematian. Harimau Sumatera yang mati tersebut masuk dalam kategori remaja yang berusia sekitar satu tahun, berkelamin jantan dengan panjang tubuh mencapai 130 centimeter.

Harimau Sumatera adalah satu dari sekian banyak kekayaan keragaman hayati yang Indonesia miliki. Hal ini menambah daftar panjang jumlah kematian pada satwa liar yang kian memprihatinkan.

Populasi harimau sumatera diperkirakan tersisa sekitar 300 ekor yang tersebar di alam bebas. Dengan kondisi seperti ini maka harimau sumatera masuk dalam kategori kritis terancam punah (Critically endangered) dalam daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home