Ilmuwan Temukan Populasi Baru Ikan Terlangka di Tasmania
TASMANIA, SATUHARAPAN.COM – Ikan bertangan merah Tasmania atau red handfis Tasmania tidak bergerak terlalu jauh atau cepat, jadi ketika para ilmuwan melihat satu ekor dari mereka pada minggu lalu, mereka tidak perlu mencari terlalu jauh untuk mencari pasangannya.
Diduga populasi ikan ini telah menyusut hingga serendah 20 ekor saja, hal ini menjadikan ikan ini mungkin merupakan ikan yang paling langka di dunia.
Sekarang ilmuwan kelautan mengumumkan, penemuan populasi kedua ikan ini sebagai terobosan besar untuk spesies tersebut.
Spesies ini pertama kali ditemukan di dekat Port Arthur di Semenanjung Tasman pada tahun 1800an.
Populasi pertama ditemukan di kantong air semi-rahasia seukuran sekitar dua lapangan tenis di Frederick Henry Bay, sebelah tenggara Hobart.
Setelah sebuah informasi dari publik, para ilmuwan melakukan penyelaman di wilayah tersebut pekan lalu, dan berhasil menemukan populasi kedua, dengan ukuran yang sama.
Antonia Collins, dari Institut Studi Kelautan dan Antartika (IMAS), membuat penemuan itu setelah melakukan penyelaman selama dua jam, saat kelompok ilmuwan tersebut sedang bersiap untuk menyerah.
Dia menggambarkannya sebagai momen "menemukan jarum di tumpukan jerami".
"Saya melihat ekor ikan bertangan merah tersembunyi di bawah alga merah dan itu dia!" katanya.
"Begitu kami menemukan ikan pertama tersebut, kami dapat memusatkan area pencarian kami, dan dengan cepat kami menemukan tujuh ikan bertangan merah lainnya di dekat ikan yang pertama, jadi sangat mengasyikkan."
Ikan bertangan merah biasanya tumbuh hanya tujuh sampai sembilan sentimeter panjangnya, hidup dan bertelur di dasar rumput laut di perairan dangkal di dasar laut.
Spesies ini terbatas pada daerah kecil yang terisolasi.
"Mereka sangat malas bergerak... mereka umumnya tidak bergerak saat anda melihat mereka, mereka akan merasa sedikit terpapar saat anda menyibakan rumput laut tempat mereka berdiam, “ kata ilmuwan IMAS, Dr Rick Stuart-Smith.
"Mereka meletakkan telurnya di dasar bagian rumput laut, jadi telur mereka akan sangat mudah sekali ditendang oleh orang-orang yang lalu Lalang di sekitarnya atau bahkan berperahu."
Oleh karena itu, para peneliti ini ingin agar lokasi dimana terdapat populasi ikan ini tetap dirahasiakan dan sudah berlangsung pembicaraan agar kawasan ini terlindungi.
Upaya penangkaran juga sedang dibahas, setelah sukses dengan program serupa, yang menampilkan ikan bertangan bertotol yang disebut Beyonce, yang dikenal dengan gerakannya di tangki ikan, ketika menjadi bintang dalam sebuah peran utama.
Dr Stuart-Smith mengatakan, sebelum penemuan populasi ikan bertangan merah yang baru-baru ini terjadi, para ilmuwan takut memindahkan ikan bertangan merah apapun, khawatir mereka adalah yang terakhir di alam bebas.
"Sekarang, kami memiliki gagasan yang lebih baik tentang berapa banyak populasi asli dan ada populasi lain juga ternyata akan ada diskusi lain mengenai apakah ini adalah kesempatan yang layak," katanya.
Dan itu bukan satu-satunya ikan bertangan merah yang ada dalam radar penelitian mereka, tapi yang lain mungkin sedikit sulit didapat.
Bahkan lebih jarang mungkin punah, ikan bertangan Ziebell misalnya belum pernah terlihat lagi dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun. (australiaplus.com)
D'Masiv Meriahkan Puncak Festival Literasi Maluku Utara
TERNATE, SATUHARAPAN.COM - Grup band papan atas tanah air, D’Masiv hadir sebagai guest star da...