Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 13:53 WIB | Selasa, 06 Februari 2024

Inflasi Tahunan Turki Bertahan di Kisaran 65 Persen

Seorang penukar uang memegang uang kertas lira Turki di kantor penukaran mata uang di Ankara, Turki pada 12 Oktober 2021. (Foto: dok. Reuters)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Tingkat inflasi tahunan Turki tetap stabil pada bulan Januari di hampir 65 persen, namun kenaikan harga konsumen dari bulan ke bulan melonjak tajam menyusul kenaikan upah minimum yang besar, data resmi menunjukkan pada hari Senin (5/2).

Tingkat inflasi tahun-ke-tahun meningkat menjadi 64,86 persen, naik sedikit dari 64,77 persen pada bulan Desember, menurut laporan badan statistik TUIK.

Namun, tingkat inflasi bulanan di bulan Januari naik menjadi 6,7 persen, dari 2,9 persen di bulan Desember, menyusul kenaikan upah minimum sebesar 49 persen yang mulai berlaku pada bulan Januari.

Menteri Keuangan Turki, Mehmet Simsek, mengaitkan lonjakan inflasi bulanan ini sebagai “efek sementara”.

“Kami memperkirakan mulai Februari inflasi bulanan akan turun signifikan dan tetap sesuai perkiraan kami,” kata Simsek di media sosial. “Kita akan melihat penurunan inflasi tahunan yang signifikan pada paruh kedua tahun ini.”

Inflasi tetap menjadi masalah mendesak bagi pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan menjelang pemilihan kepala daerah pada bulan Maret.

Partai AKP yang dipimpinnya sedang berusaha merebut kembali kendali atas kota-kota besar, termasuk Istanbul dan ibu kota Ankara, yang saat ini dikuasai oleh partai oposisi utama.

Bank sentral Turki, yang telah menaikkan suku bunga utama dari 8,5 persen menjadi 45 persen sejak Juni, mengatakan bulan lalu bahwa tingkat tersebut cukup untuk mulai meringankan krisis biaya hidup.

Gubernur bank tersebut Hafize Gaye Erkan mengundurkan diri pada hari Jumat, kurang dari setahun masa jabatannya, setelah skandal yang melibatkan keluarganya.

Dia digantikan oleh Fatih Karahan, mantan ekonom di Federal Reserve Bank of New York dan raksasa ritel online Amerika Amazon, yang mungkin berada di bawah tekanan untuk mulai menaikkan suku bunga lagi, kata para analis.

“Argumen yang mendukung dimulainya kembali siklus pengetatan dengan kenaikan suku bunga lagi pada akhir bulan ini sangatlah menarik dan akan menggarisbawahi komitmen bank sentral untuk mengatasi inflasi – dan membantu membangun pemerintahan yang lebih baik. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home