Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 18:57 WIB | Rabu, 31 Mei 2023

Inggris Akan Bangun Ekosistem Baterai Listrik di Bantaeng, Sulawesi

Menteri Invetasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, member keterangan setelah rapat terbatas bersama para menteri kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 31 Mei 2023. Yang dipimpin Presiden Joko Widodo. (Foto: BPMI Setpres/Rusman)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah akan melakukan percepatan realisasi industri baterai listrik. Menteri Invetasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan rencana investasi Inggris membangun ekosistem baterai listrik di Indonesia.

Presiden Joko Widodo mengadakan rapat terbatas bersama para menteri kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 31 Mei 2023 guna membahas perkembangan investasi di Indonesia dan rencana pengembangan industri baterai listrik terintegrasi.

Bahlil Lahadalia menjelaskan tentang rencana investasi Inggris dalam membangun ekosistem baterai listrik di Indonesia.“Alhamdulillah, tadi arahannya (presiden) kita akan melakukan percepatan karena investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, akan memakai tenaga angin di Sulawesi, di Bantaeng,” kata Bahlil.

Presiden meminta agar percepatan pembangunan ekosistem tersebut dapat dilakukan utamanya dalam proses administrasi. Namun demikian, Presiden mengingatkan agar percepatan tetap dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Negara ini terlalu banyak kajian sampai kemudian hal-hal prinsip kita lupa. Jadi arahan Bapak Presiden jelas minta dipercepat, di bulan September harus semuanya sudah selesai,” katanya.

Bahlil mengatakan investasi yang melibatkan konsorsium dari Inggris dalam membangun ekosistem baterai listrik ini bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dunia dan perusahaan nasional PT Aneka Tambang (Antam). Menurut Bahlil, investasi pembangunan tersebut nantinya mulai dari tambang hingga sel baterai.

“Investasi kurang lebih sekitar sembilan miliar dolar AS (setara Rp 135 triliun) dalam rencana. Kalau bisa kita percepat kita lakukan. Ini investasi pembangunan ekosistem baterai mobil dari tambang sampai battery cell,” katanya.

Bahlil berharap investasi ini nantinya mampu menghasilkan sel baterai hingga 20 gigawatt hour (GWh) pada tahap pertama produksi. Untuk tahap selanjutnya, menurut Bahlil, proses produksi dapat terus ditingkatkan berdasarkan permintaan pasar baik di dalam maupun luar negeri.

“Nah ke depan pasti akan ditingkatkan berdasarkan permintaan dalam negeri maupun untuk ekspor,” kata Bahlil.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home