Inggris Ingatkan Keamanan Data Pengguna Medsos China, TikTok
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Kepala komite parlemen yang berpengaruh di Inggris pada hari Minggu (5/2) menyarankan orang-orang untuk tidak menggunakan aplikasi media sosial China, TikTok, karena masalah keamanan data.
“Ada alasan mengapa China memiliki aplikasi ini...,” kata wakil Konservatif, Alicia Kearns, yang mengetuai komite urusan luar negeri parlemen, kepada televisi Sky News. “Data kami adalah kerentanan utama dan China sedang membangun negara totaliter teknologi di belakang data kami. Jadi kita harus jauh lebih serius dalam melindungi diri kita sendiri.”
Kearns merujuk pada insiden baru-baru ini di mana Amerika Serikat menembak jatuh balon China di lepas pantai Atlantiknya. China membantah tuduhan AS bahwa itu digunakan untuk tujuan spionase.
Kearns mengatakan kekhawatiran yang lebih besar adalah “penetrasi data” melalui perusahaan China, dan cara Beijing menggunakan data tersebut untuk mengintimidasi “mereka yang mencari perlindungan di Inggris dan di seluruh dunia.”
Ditanya apakah dia mengatakan orang harus menghapus TikTok dari ponsel mereka, dia menjawab: "Tanpa pertanyaan ... Tidak ada gunanya memiliki kerentanan itu di ponsel Anda."
Kearns telah lama mengkritik kegiatan intelijen China dan apa yang dia katakan adalah penyalahgunaan teknologi untuk tujuan itu.
Seorang juru bicara TikTok menanggapi tuduhan Kearns pada hari Minggu. “TikTok dinikmati oleh jutaan orang di seluruh Inggris Raya, dan kami ingin memperjelas bahwa mereka dapat mempercayai kami dengan data mereka.
“Kami mengambil langkah-langkah seperti menyimpan data pengguna Inggris dalam operasi pusat data kami di Irlandia, mulai tahun ini; semakin mengurangi akses karyawan ke data; dan meminimalkan aliran data di luar Eropa.”
Hubungan antara London dan Beijing telah tegang selama beberapa tahun. Titik-titik pertikaian termasuk tindakan keras China di bekas jajahan Inggris di Hong Kong, dan penolakan Inggris untuk memberikan akses Huawei ke jaringan 5G perusahaan China karena masalah keamanan.
Oktober lalu, seorang aktivis pro demokrasi Hong Kong yang berbasis di Inggris menuduh diplomat China menyerangnya selama protes di luar konsulat China di Manchester, Inggris utara.
Selama pertikaian diplomatik berikutnya, enam utusan China meninggalkan Inggris dan kembali ke China. Kearns pada saat itu menuduh mereka telah "melarikan diri dari Inggris seperti pengecut, memperjelas kesalahan mereka". (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Mataram Mampu Produksi 20 Ton Magot
MATARAM, SATUHARAPAN.COM - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern di Sandubaya, Kota Mataram...