Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:43 WIB | Sabtu, 22 Oktober 2016

Inilah Produk Susu Olahan dan Gudeg Kaleng Ala LIPI

Ilustrasi: Produk susu olahan dan gudeg kaleng Ala LIPI. (Foto: lipi.go.id)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Gelaran Pekan Inovasi Teknologi (PIT) 2016 memang telah usai dilaksanakan pada 12 – 16 Oktober 2016 lalu di Botani Square, Kota Bogor, Jawa Barat. Namun demikian, ada yang menarik dari gelaran tersebut, yakni antusiasme para pengunjung tergolong tinggi terhadap beragam produk riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang ditampilkan, terutama produk susu olahan dan gudeg kaleng.

Lebih spesifik kepada produk olahan susu LIPI. Produk ini muncul untuk menjawab permasalahan kurangnya susu lokal di Indonesia. Para peneliti LIPI menemukan teknologi pengolahan susu agar menghasilkan produk susu yang aman, berkualitas, dan memenuhi harapan pasar.

“Prinsip teknologi dari Unit Pengolahan Susu ini adalah melahirkan teknologi yang ramah lingkungan dan zero waste (tanpa sampah, Red),” kata Kepala Subbidang Diseminasi dan Kerjasama Pusat Penelitian (Puslit) Bioteknologi LIPI, Angga Wijaya Holman Fasa, Kamis (13/10), di sela-sela pameran PIT 2016, seperti yang dilansir situs lipi.go.id.

Selain menghasilkan susu, Angga melanjutkan, para peneliti memanfaatkan pula teknologi pengolahan susu untuk menghasilkan produk turunan lainnya, seperti yogurt dan keju mozzarella. Produk-produk olahan susu dan turunannya ke depan akan diproduksi secara massal. “Produksi akan menggandeng pihak swasta dan itu tergantung regulasi pemerintah,” katanya.

Selain produk olahan susu, makanan khas Yogyakarta, gudeg kaleng juga menjadi perhatian para pengunjung PIT.

Gudeg yang tampil dalam gelaran itu adalah Gudeg Kaleng Bagong, yakni gudeg kering yang diproduksi oleh perusahaan gudeg ternama di Yogjakarta, Gudeg Yu Djum. Teknologi pengalengan gudeg ini dikembangkan oleh Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) LIPI Gunungkidul, Yogyakarta.

Teknologi gudeg kaleng LIPI memang tergolong spesial. Normalnya, gudeg hanya bisa tahan selama kurang lebih dua hari, tetapi dengan teknologi pengalengan ini, Gudeg Kaleng Bagong tetap nikmat untuk disantap sampai dengan 18 bulan biarpun tanpa pengawet. Tambahan lagi, rasa Gudeg Kaleng Bagong tidak akan berubah dan akan tetap nikmat untuk dimakan.

Gudeg kaleng tersebut direncanakan akan dijual di berbagai supermarket di Indonesia. Langkah ini setelah mendapatkan sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home