Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 09:29 WIB | Sabtu, 07 Januari 2017

Inovatif Bertanam Cabai, Perempuan India Raih Penghargaan

Perempuan petani dari India, Varikuppala Nagamani meraih penghargaan perempuan petani terbaik karena berhasil menjalankan budidaya cabai secara inovatif (Foto: Telangantoday)

DOSAPADU, INDIA, SATUHARAPAN.COM - Di tengah heboh harga cabai yang selangit di Indonesia, dari India ada kabar menarik. Seorang perempuan diganjar penghargaan petani perempuan terbaik karena berhasil mengembangkan cara bertanam cabai yang inovatif. Produksi cabai merahnya meningkat dari 18 kwintal per ekar menjadi 40 kwintal per ekar.

Telangantoday melaporkan Varikuppala Nagamani, warga Desa Dosapadu di Kabupaten Penphad mandal, India, telah terpilih sebagai perempuan petani terbaik tingkat nasional dan mendapatkan penghargaan bergengsi Mahindra Agri-Awards.

Ia mengalahkan 60 perempuan petani yang dinominasikan berkat keberhasilannya  mencapai hasil yang tinggi dalam bertanam cabai dengan menggunakan metode budidaya inovatif.

Dia akan mendapat hadiah uang tunai sebesar Rs 211 ribu dan sertifikat penghargaan dari Menteri Pertanian Radha Mohan Singh pada sebuah acara yang akan diselenggarakan di New Delhi pada tanggal 2 Februari mendatang.

Ada 9.000 nominasi yang diterima dari seluruh perempuan petani di India, lalu disaring menjadi dua dari setiap negara bagian. Dari sana kemudian diseleksi untuk mendapatkan yang terbaik.

Nagamani menjalankan budidaya tanaman cabai di empat ekar tanah di desa Anajipuram, desa tetangga tempat asalnya, Dosapadu.

Umumnya, tanaman cabai mendapat hasil rata-rata 18 kwintal per ekar, tapi dia berhasil memproduksi 40 kwintal cabai per ekar dengan mengadopsi metode inovatif dari budidaya. Dia menggunakan hampir setengah lusin teknik budidaya inovatif seperti pengering surya, mulching, hydrogil, yellow trips dan pyramid trips. Dengan mengombinasikan teknik pertanian inovatif ini dengan pertanian organik, ia mencapai produksi tertinggi cabai merah.

Biasanya diperlukan waktu 20 hari untuk cabai merah kering dalam metode tradisional, tapi dia menggunakan sistem pengeringan surya sehingga waktu yang dibutuhkan berkurang menjadi lima hari. Karena hasil panennya datang lebih awal dibanding petani lain, dia pun mendapat harga yang lebih baik, yaitu rata-rata Rs 250 per kg.

Nagamani mengatakan dia akan merasa senang ketika beberapa petani mendapatkan inspirasi darinya dan mengadopsi metode budidaya inovatif yang akan membuat bertanam cabai menjadi pertanian yang menguntungkan. Dia mengucapkan terima kasih kepada Sri Sedhya Rythu Seva Samithi yang  memotivasi dirinya untuk mengambil metode pertanian yang inovatif.

Dia mengatakan bahwa dia telah menginvestasikan Rs 200.000 dan mendapat lebih dari Rs 800.000 setelah menjual tanaman cabainya, yang merupakan keuntungan dari Rs 600.000.

Deputi Manajer  Mahindra Samriddhi B Jayapal Reddy menyatakan penghargaan yang mereka berikan dimaksudkan untuk mengenali upaya petani yang telah berhasil mengadopsi teknologi pertanian yang inovatif dan mencapai hasil tertinggi dalam produktivitas tanaman.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home