Israel Lacak Pergerakan Warga Korsel Terinfeksi COVID-19
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM-Israel tengah melacak pergerakan sembilan warga Korea Selatan yang berkunjung ke Israel, dan dikonfirmasi terinfeksi COVID-19. Sementara itu seorang warga Israel yang kembali dari kapal pesiar Diamond Princess pada hari Kamis (20/2) ditemukan terinfeksi virus corona, menurut Departemen Kesehatan Israel.
"Penumpang tertular virus ketika di Jepang, tempat kapal itu dalam status karantina, dan hanya setelah kembali ke Israel diketahui terinfeksi virus, namun saat ini dia tidak menunjukkan gejala penyakit," kata Prof. Gili Regev Yochai, Direktur Unit Pencegahan Infeksi.
Beberapa orang Israel yang dibebaskan merasa frustrasi karena harus menghabiskan banyak waktu di karantina, bahkan setelah mereka kembali ke Israel, meskipun sekarang ini terbukti perlu. Dua orang dari Israel lain yang terinfeksi dan tetap di Jepang untuk perawatan lebih lanjut. Penumpang yang baru terinfeksi itu adalah pacar salah satu penumpang yang terinfeksi yang saat ini dikarantina di Jepang.
Karena situasinya yang belum pasti, 11 pelancong yang kembali akan tetap dikarantina selama dua pekan. Sebab, orang yang terinfeksi tidak selalu menunjukkan gejala, tetapi masih bisa menyebarkan penyakit.
Dilaporkan bahwa 11 dari 15 warga Israel yang dikarantina di atas kapal Diamond Princess berangkat Kamis (20/2) dengan pesawat charter dan tiba di Bandara Ben-Gurion pada hari Jumat (21/2).
Warga Korsel di Israel
Sementara ini, Kementerian Kesehatan Israel juga sedang melacak pergerakan sembilan warga Korea Selatan. Mereka terinfeksi virus dan diketahui pada tanggal 8-15 Februari berada di Israel. Kementerian berupaya mengisolasi individu yang melakukan kontak dekat dengan mereka, menurut laporan The Jerusalem Post.
Mereka mengunjungi kota Kaisarea, Masada, Gunung Zaitun, Gunung Sion, taman nasional di Bersyeba, serta beberapa gereja dan tempat-tempat lain.
Kementerian Kesehatan telah memerintahkan siapa pun yang berhubungan langsung dengan kelompok tersebut, yang didefinisikan berada dalam jarak dua meter dari mereka selama setidaknya 15 menit untuk mengkarantina diri di rumah selama 14 hari sejak tanggal kontak.
Kementerian itu juga mengatakan bahwa siapa pun yang mengalami gejala virus corona, seperti demam lebih dari 38 derajat celsius (100 derajat fahrenheit) atau batuk perlu diperiksa oleh profesional medis.
Mereka yang berada di tempat yang sama dengan kelompok itu pada saat yang sama, tetapi tidak melakukan kontak langsung dengan mereka tidak diharuskan masuk ke karantina.
Kasus vius corona di Korea Selatan meningkat lebih dari dua kali lipat pada hari Sabtu (22/2) menjadi 433. Pejabat memperkirakan kasusnya bisa naik secara signifikan lebih tinggi karena lebih dari 1.000 orang yang menghadiri sebuah gereja di pusat wabah dan melaporkan gejala mirip flu.
Editor : Sabar Subekti
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...