Jenazah Korban MH17 Segera Dibawa ke Belanda
DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM - Pesawat pertama yang membawa jenazah para korban jatuhnya pesawat MH17 milik maskapai Malaysia Airlines di Ukraina pada Rabu, (23/7) terbang menuju Belanda, di mana proses identifikasi korban, diperkirakan dapat memakan waktu berbulan-bulan, menurut pernyataan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.
“Pesawat pertama (yang mengangkut jenazah korban) akan terbang menuju Eindhoven,” di Belanda selatan, “ujar Rutte kepada para wartawan setelah jenazah-jenazah tersebut tiba di kota Kharkiv, Ukraina setelah dievakuasi dari wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak.
Persiapan akan dilakukan di Kharkiv agar proses identifikasi dapat dilakukan di Belanda sebaik mungkin,” ujar Rutte.
Sebelumnya Kereta yang membawa jenazah tiba hari Selasa, (22/7), dari kota Torez, yang dikontrol pasukan pemberontak pro-Rusia. Jasad-jasad itu diserahkan ke Belanda, negara yang paling banyak kehilangan warga negaranya dalam insiden itu.
Kedatangan jasad-jasad itu berlangsung beberapa jam, setelah para pemberontak di Ukraina timur menyerahkan kotak hitam pesawat yang ditembak jatuh itu, ke para pakar penerbangan Malaysia.
Pemimpin pemberontak Alexander Borodai mengatakan, penyerahan alat rekaman data penerbangan itu berlangsung di kota Donetsk, beberapa jam setelah PM Malaysia Najib Razak berbicara dengannya melalui telepon.
Borodai mengatakan, ia baru saja menandatangani sebuah protokol yang menyatakan Malaysia akan menyerahkan kotak hitam itu ke para pakar di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).
Begitu korban berhasil diidentifikasi, pihak keluarga akan segera dihubungi bukan orang lain. Proses tersebut dapat memakan waktu beberapa pekan atau berbulan-bulan.
Dari 298 korban tewas, 193 di antaranya merupakan warga negara Belanda, dan negara tersebut bertanggung jawab melakukan proses identifikasi.
“Begitu korban siap diangkut, pesawat akan lepas landas,” ujar Rutte, yang mengonfirmasikan bahwa semua jenazah akan dibawa ke Belanda dan kemudian akan diterbangkan ke negara asal mereka masing-masing.
Putin Berjanji Tekan Pemberontak untuk Bantu Penyelidikan MH17
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa, (22/7), berjanji akan melakukan semua hal yang mungkin, untuk memengaruhi pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur, dan membantu menjamin penyelidikan sepenuhnya atas tragedi pesawat Malaysian Airlines MH17 pada pekan lalu.
Namun dia menambahkan, itu tidak akan cukup dengan berlanjutnya operasi militer Kiev terhadap pemberontak, Barat harus mendorong otoritas Ukraina mengumumkan gencatan senjata.
“Rusia akan melakukan semua hal sesuai kekuasaannya agar penyelidikan transparan, mendalam dan komprehensif,” kata Putin, dalam sebuah pertemuan dewan keamanan nasional, menurut para kutipan yang disiarkan televisi pemerintah Rusia.
Kami diminta untuk menggunakan pengaruh kepada para militan di (Ukraina)selatan dan tenggara. Tentu saja kami akan melakukan semua hal dalam kekuasaan kami.
“Namun ini akan sangat tidak memadai, mengingat serangan terbaru oleh tentara Ukraina, kata Putin. “Tank-tank menyerang stasiun kereta,” ujarnya mengenai bentrokan pada Senin, (21/7) di wilayah pinggiran Donetsk.
Para ahli internasional yang datang untuk menyelidiki tragedi itu merasa ketakutan. (AFP/VOA Indonesia /Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...