Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 11:08 WIB | Jumat, 06 Oktober 2023

Jepang Akan Gunakan WTO untuk Selesaikan Larangan China Impor Makanan Laut

Menteri Pertanian Jepang, Ichiro Miyashita, dan selebritas Malaysia, Amber Chia, di toko makanan Jepang di Kuala Lumpur, Malaysia, pada hari Rabu (4/10) untuk mempromosikan keamanan kerang Jepang pada pembeli. (Foto: AP/Eileen Ng)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM-Jepang akan menyelesaikan kasus larangan China terhadap makanan lautnya menyusul pelepasan air limbah yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di Organisasi Perdagangan Dunia(WTO), kata Menteri Pertanian, Ichiro Miyashita, pada hari Rabu (4/10).

Meskipun ada jaminan berulang kali, China melarang makanan laut dari Jepang segera setelah pabrik tersebut mulai mengolah limbah radioaktif pada bulan Agustus. Makanan laut menyumbang sebagian kecil dari keseluruhan perdagangan Jepang, namun larangan tersebut berdampak buruk bagi eksportir karena China adalah tujuan utama ekspor makanan laut Jepang.

Pemerintah Jepang menyetujui dana darurat sebesar 20,7 miliar yen (US$141 juta) pada bulan September untuk membantu eksportir makanan laut menemukan pasar baru dan mendanai pembelian makanan laut oleh pemerintah untuk pembekuan dan penyimpanan sementara. Negara ini juga meningkatkan upaya untuk meredakan masalah keamanan seiring dengan putaran kedua pembuangan air limbah yang dimulai pada hari Kamis (5/10).

Miyashita mengatakan, pengawasan ketat yang dilakukan Jepang sejak pembuangan limbah menunjukkan dampak yang tidak berarti terhadap makanan laut dan produk pertaniannya. Semua data pengambilan sampel air laut dan ikan sejak dirilis berada jauh di bawah batas keamanan yang ditetapkan, katanya.

“Kami ragu-ragu apakah akan segera mengajukan keluhan (tentang larangan ekspor China) ke WTO. Bagaimanapun, kami berharap menemukan resolusi dalam kerangka WTO,” katanya kepada wartawan setelah menghadiri pameran untuk mempromosikan kerang Jepang di sebuah pusat perbelanjaan.

Rusia juga dilaporkan mempertimbangkan untuk membatasi ekspor makanan laut dari Jepang, keputusan yang menurut Miyashita akan bergantung pada hasil pengambilan sampel dan data pemantauan. Dia mengatakan Jepang siap memberikan informasi tersebut kepada Rusia untuk mengatasi kekhawatiran atas keamanan makanan laut.

Pelepasan air limbah nuklir yang pertama dimulai pada 24 Agustus dan berakhir pada 11 September. Jepang akan memulai putaran kedua pada hari Kamis untuk melepaskan 7.800 metrik ton air limbah yang telah diolah ke Samudera Pasifik selama 17 hari. Pembuangan tersebut, yang diperkirakan akan terus berlanjut selama beberapa dekade, mendapat tentangan keras dari kelompok nelayan dan negara-negara tetangga termasuk Korea Selatan, di mana ratusan orang melakukan demonstrasi.

Miyashita tiba di Malaysia pada hari Rabu untuk pertemuan dengan para menteri pertanian Asia Tenggara.

Malaysia tidak memiliki rencana untuk membatasi impor perikanan Jepang, kata Menteri Pertanian Malaysia, Mohamad Sabu.

Dia mengatakan Malaysia melakukan pengujian ketat dan sejauh ini tidak menemukan unsur radioaktif pada ikan yang diimpor dari Jepang. “Jadi ikan dari Jepang aman, silakan dimakan,” katanya usai pertemuan dengan Miyashita.

Meskipun impor makanan laut Jepang ke Malaysia menurun pada bulan Agustus, Miyashita mengatakan penjualan produk tertentu seperti ikan ekor kuning dan kerang beku meningkat pada bulan tersebut. Untuk meredakan kekhawatiran atas keamanan makanan laut, ia mengatakan Jepang akan mengadakan pameran makanan di luar negeri untuk mempromosikan keamanan makanan laut dan meningkatkan ekspor.

“Saya berharap banyak orang yang mengetahui kelezatan hasil laut Jepang dan ini akan mendorong peningkatan ekspor,” tambah Miyashita.

Para pejabat Jepang mengatakan mereka berencana mengembangkan tujuan ekspor baru di Taiwan, Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah dan beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home