Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 14:57 WIB | Senin, 15 Februari 2016

Jika Mahasiswa Asing Mendongeng Bahasa Jawa

Mahasiswa Australian National University (ANU) yang tengah mengikuti Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) di Language Training Center (LTC) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) berpraktik mendongeng dalam bahasa Jawa di Sekolah Dasar (SD) St Theresia Marsudirini 77 Salatiga, pada Selasa pekan lalu. (Foto: uksw.edu)

SALATIGA, SATUHARAPAN.COM – Tidak ada yang aneh jika seorang guru bahasa Jawa mendongeng di kelas dengan bahasa Jawa. Tetapi, apa jadinya jika yang mendongeng mahasiswa asal Australia?

Pemandangan itu yang terekam di kelas IV Sekolah Dasar (SD) St Theresia Marsudirini 77 Salatiga, pada Selasa pekan lalu.

William McConvell, Jacob Wray, dan Alexia Fuller, mendongeng di depan puluhan siswa kelas empat. Secara bergantian, ketiga orang itu menceritakan dongeng tentang Kancil dan Gajah, Kancil dan Singa, serta Kancil dan Buaya. Masing-masing berdurasi sekitar sepuluh menit. Meskipun sesekali masih melihat teks yang mereka bawa, namun ketiganya tampak fasih melafalkan kata-kata dalam bahasa Jawa.

Seusai mendongeng, ketiganya juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. “Ayo, sopo sing meh takon? Mengko diparingi hadiah (Ayo, siapa yang akan bertanya? Nanti akan diberi hadiah),” tutur Jacob, disambut gelak tawa seisi kelas.

“Cukup sulit bagi kami melafalkan kalimat-kalimat dalam bahasa Jawa. Lidah rasanya seperti terpelintir,” kata William McConvell, ditanya pengalamannya mendongeng dalam bahasa Jawa.

Sementara itu Jacob Wray dan Alexia Fuller kompak menjawab bahwa mendongeng dalam bahasa Jawa menjadi sebuah pengalaman yang menarik dan menyenangkan. “Meskipun sulit, kami terus berusaha menambah kosa kata melalui kamus dan membuat penyampaian kepada anak menjadi menarik,” mereka menjelaskan.

Melestarikan Budaya

William McConvell, Jacob Wray, dan Alexia Fuller adalah mahasiswa Australian National University (ANU) yang tengah mengikuti Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) ke-68 di Language Training Center (LTC) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

Koordinator program PIBBI ke-68, RPN Dian Widi Sasanti SPd,  menerangkan bahwa selama mengikuti program, peserta belajar bahasa dan juga budaya Indonesia. Peserta dibagi menjadi kelas-kelas kecil untuk mengikuti kelas sesuai level. Kegiatan mendongeng merupakan bagian dari kelas bahasa Jawa yang menjadi salah satu bagian dari kelas pilihan.

“Kelas bahasa Jawa  merupakan kelas pilihan yang baru pertama kali dibuka. Sebelumnya kami hanya membuka kelas pilihan seperti memasak, pencak silat, menari, atau kelas karawitan. Namun, kami cukup surprised atas antusias peserta,” terang Dian.

Kegiatan mendongeng di sekolah itu merupakan praktik dari apa yang telah dipelajari ketiga mahasiswa itu di kelas. Lebih lanjut Dian mengatakan, selain bermanfaat bagi penutur untuk mengasah kemampuannya, kegiatan itu diharapkan juga dapat melestarikan bahasa dan budaya milik bangsa Indonesia.

Di bawah bimbingan Margiman, guru bahasa Jawa LTC, mahasiswa asing itu belajar dalam tiga kali pertemuan dengan durasi dua jam sekali pertemuan. Namun, mereka juga aktif belajar mandiri di luar waktu yang telah ditentukan oleh LTC.

Kepala Sekolah SD St Theresia Marsudirini 77 Salatiga, Sr M Gratia, OSF, memberikan apresiasi positif atas terselenggaranya kegiatan tersebut di lingkungan sekolahnya. “Kegiatan ini sekaligus dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk lebih mencintai budaya yang dimiliki. Orang asing saja mau belajar budaya kita, seharusnya kita lebih semangat untuk mempelajarinya,” kata Sr M Gratia. (uksw.edu

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home