Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 08:45 WIB | Jumat, 26 Mei 2023

Jokowi di KTT Mitra G-7: Hentikan Kebijakan Monopoli

“Apakah adil negara kaya sumber daya alam seperti Indonesia dihalangi menikmati nilai tambah sumber daya alam-nya?”
Presiden Joko Widodo mendorong kesetaraan, kolaborasi, dan inklusivitas dalam kerja sama global saat menghadiri Sesi Kerja Mitra G7 di Grand Prince Hotel Hiroshima, Jepang, pada Sabtu, 20 Mei 2023. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

HIROSHIMA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo menyerukan untuk dihentikannya kebijakan monopoli. Dia mendorong kesetaraan, kolaborasi, dan inklusivitas dalam kerja sama global saat menghadiri Sesi Kerja Mitra G-7 di Hiroshima, Jepang, pada hari Sabtu, 20 Mei 2023.

Dalam sesi yang membahas berbagai persoalan global tersebut, Presiden Jokowi membawa pesan dari global south. “Working together means equality. Working together means inclusiveness, and we can only work together if we understand each other,”  kata Presiden Jokowi.

“Namun yang jadi pertanyaan, apakah equality, inclusiveness, dan understanding sudah jadi spirit bersama yang kita kembangkan? Kita harus berani berkata jujur, banyak hal harus kita perbaiki,” katanya.

Presiden menjelaskan bahwa pandemi telah mengajarkan dunia tentang pentingnya melibatkan lebih banyak negara dalam rantai pasok global. Untuk itu, Presiden Jokowi menyerukan penghentian kebijakan monopoli.

“Kebijakan diskriminatif terhadap komoditas negara berkembang juga harus dihentikan. Right to development setiap negara harus dihormati,” tegasnya.

Menurut Presiden Jokowi, saat ini sudah bukan zamannya lagi negara-negara global south hanya diberi ruang sebagai pengekspor komoditas bahan mentah karena dunia sudah tidak berada pada masa kolonialisme. “Apakah adil negara kaya sumber daya alam (SDA) seperti Indonesia dihalangi menikmati nilai tambah sumber daya alam-nya? Dihalangi mengolah SDA-nya di dalam negeri?” ungkapnya.

Presiden juga menegaskan bahwa lebih dari 270 juta penduduk Indonesia yang menjadi jangkar perdamaian, demokrasi, dan ekonomi di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik harus sejahtera. Karena itu, Indonesia tidak menutup diri, melainkan bekerja keras untuk meningkatkan kerja sama dalam bentuk lain yang lebih setara dan dengan hasil win-win bagi semua.

“Saya berharap negara G7 dapat jadi mitra dalam hilirisasi industri ini dan sudah saatnya membentuk semacam OPEC untuk produk lain seperti nikel dan sawit,” ucapnya.

Di akhir pidatonya, Presiden Jokowi kembali menegaskan ajakan untuk kolaborasi dan menyoroti peran besar G-7 dalam hal tersebut. Menurut dia, yang dunia butuhkan saat ini bukanlah polarisasi.

“Saya ingin tegaskan yang dunia butuhkan saat ini bukan polarisasi yang memecah belah, tapi justru kolaborasi yang mempersatukan, dan negara G-7 punya peran besar dalam ciptakan kolaborasi yang konkret dan setara,” katanya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home