Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 22:37 WIB | Jumat, 19 Agustus 2016

Jokowi: Pemerintah akan Terus Perbaiki Angka Gini Ratio

Dampak dari pembangunan infrastruktur yang menyebar dan dana desa yang bergulir menjadikan daya beli masyarakat meningkat.
Presiden Jokowi di sela-sela kunjungan kerjanya di Kepulauan Nias saat meninjau perluasan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Idanoi, Kecamatan Gunungsitoli, Kabupaten Nias, pada hari Jumat (19/8). (Foto: Dok. BPMI)

GUNUNGSITOLI, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa ketimpangan yang terjadi harus dihentikan dan pemerintah akan terus memperbaiki angka Gini Ratio.

“Sampai terakhir itu 0,402 saat itu, waktu kita terima (September 2015),” kata Presiden Jokowi di sela-sela kunjungan kerjanya di Kepulauan Nias saat meninjau perluasan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Idanoi, Kecamatan Gunungsitoli, Kabupaten Nias, pada hari Jumat (19/8). 

Badan Pusat Statistik pada hari Jumat (19/8) mengumumkan bahwa pada Maret 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,397. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2015 yang sebesar 0,408 dan Gini Ratio September 2015 yang sebesar 0,402.

Kepala BPS Suryamin menjelaskan bahwa penurunan angka Gini Ratio menunjukkan adanya perbaikan dari periode sebelumnya. "Artinya, ini terjadi perbaikan pemerataan pendapatan pada periode Maret 2015-2016," kata Suryamin.

Infrastruktur dan Dana Desa

Dalam pandangan Presiden, infrastruktur merupakan faktor utama yang dapat menurunkan angka Gini Ratio.

“Pengaruh sekali karena di situ ada lapangan pekerjaan baru, pengaruh pada income, pada pendapatan,” ujar Jokowi.

Faktor lainnya yang menyebabkan turunnya Gini Ratio adalah dana desa yang bergulir. “Itu pengaruh sekali karena uang yang beredar di daerah, yang beredar di kecamatan, yang beredar di desa itu menjadi bertambah,” kata Presiden.

Dampak dari pembangunan infrastruktur yang menyebar dan dana desa yang bergulir menjadikan daya beli masyarakat meningkat.

Income yang ada di bawah itu juga bertambah, sehingga dari 0,402 turun. Saya mendapatkan laporan 2 hari yang lalu menjadi 0,397. Dikit-dikit tapi turun, turun, yang paling penting adalah harus turun, harus turun, harus turun,” ujar Presiden.

Presiden menjelaskan bahwa kondisi di mana angka Gini Ratio terus mengalami penurunan adalah arah yang dikehendaki pemerintah.

“Sejak awal saya sampaikan problem besar kita kemiskinan, ketimpangan sosial antar kawasan juga antar individu. Kemudian yang ketiga masalah yang berkaitan dengan pengangguran. Ini di semua negara hal-hal seperti ini yang sedang terjadi,” kata Presiden.

Atasi Pengangguran

Presiden juga mengingatkan bahwa pemerintah akan lebih fokus mengatasi pengangguran. “Kalau ini sudah ada hasilnya, tentu saja fokus terus ke sana agar sebesar-besarnya, semuanya bisa dikurangi,” kata Presiden.

Beberapa hari yang lalu, saat menyampaikan Keterangan Pemerintah Atas RUU APBN Tahun Anggaran 2017 di Rapat Paripurna DPR, Presiden mengatakan bahwa,”Di tengah situasi perekonomian global yang belum sepenuhnya normal, APBN harus dapat menjadi instrumen fiskal untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan serta penciptaan lapangan kerja”. (Setpres)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home