Loading...
FOTO
Penulis: Reporter Satuharapan 12:41 WIB | Selasa, 16 Agustus 2016

Jumlah Kasus Karhutla Berkurang 76 Persen

Jumlah Kasus Karhutla Berkurang 76 Persen
Seorang petani membakar rumput di atas lahan gambut miliknya di Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Senin (15/8). Petani itu menyatakan sebelum Ia membakar lahan gambut miliknya untuk membuka ladang dan kemudian ditanami padi tersebut, ia sudah membuat kanal air untuk mengantisipasi meluasnya api ke lahan milik orang lain. (Foto-foto: Antara)
Jumlah Kasus Karhutla Berkurang 76 Persen
Warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya ketika terjadi kebakaran lahan di Desa Kualu, Kampar, Riau, Minggu (14/8). Sejak sepekan terakhir titik panas (hot spot) di Provinsi Riau terus mengalami peningkatan, berdasarkan data BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Pekanbaru pada Minggu (14/8) terdapat 66 'hot spot' yang tersebar di beberapa Kabupaten di Provinsi Riau.
Jumlah Kasus Karhutla Berkurang 76 Persen
Seorang petugas kepolisian menyiram air ke api yang membakar lahan gambut di Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Jumat (12/8). Memasuki musim kemarau, kebakaran lahan gambut mulai kembali marak terjadi di kawasan pertanian Rasau Jaya.
Jumlah Kasus Karhutla Berkurang 76 Persen
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menko Polhukam Wiranto (kedua kanan), Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri) dan Menko PMK Puan Maharani (kiri) memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (12/8). Rapat tersebut membahas soal pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan jumlah kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) telah berkurang sebanyak 76 persen hingga Agustus 2016.

"Pada 2016 menurun tajam hingga 76 persen. Wilayah yang pada tahun 2015 terjadi kebakaran hutan, tahun 2016 tidak terjadi lagi," kata Tjahjo seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Dalam Negeri di Jakarta, hari Selasa (16/8).

Menurut Mendagri, kerja keras para kepala daerah, aparat keamanan dan kesadaran pengusaha menjadi alasan berkurangnya kasus kebakaran hutan saat ini.

Terlebih lagi, lanjutnya, sistem terpadu pemadaman dini sudah dipraktikan pihak-pihak terkait di daerah, dari kepala daerah hingga kepala desa bersinergi mendeteksi dan memadamkan titik api sebelum menyebar. 

"Peran masyarakat sangatlah penting mengingat di delapan daerah rawan kebakaran sebelumnya, memang ada hukum adat yang memperbolehkan membakar hutan guna membersihkan lahan. Namun, berkat arahan pemerintah, para kepala desa bisa mengubah kebijakannya," ujar Tjahjo.

Oleh karena itu, Mendagri menilai kunci penurunan angka kasus karhutla terletak pada peranan pemerintah daerah yang juga didukung TNI, Polri, perusahaan serta masyarakat.

"Selain peran aktif dari aparatur negara dan masyarakat, kunci dari tindakan pencegahan ini juga melibatkan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI)," katanya menambahkan.

Sebelumnya, Mabes Polri mengklaim pihaknya telah menangani 105 laporan karhutla yang terjadi di seluruh Indonesia hingga Agustus 2016.

Jumlah laporan tersebut menurun dibanding 2015, dimana pada tahun itu Polri menangani 275 kasus karhutla dengan sembilan perusahaan yang hingga kini masih dalam proses penyidikan. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home