Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 08:54 WIB | Selasa, 20 Februari 2024

Keluarga Korban Penculikan Tuntut Penyelesaian Kasus, Terkejut Prabowo Menang Pemilu

Keluarga Korban Penculikan Tuntut Penyelesaian Kasus, Terkejut Prabowo Menang Pemilu
Maria Catarina Sumarsih yang putranya dibunuh oleh aparat keamanan dalam protes anti pemerintah pada tahun 1998 dan foto deretan jenderal selama 'Kamisan', sebuah protes mingguan yang diadakan oleh keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia, di luar gedung istana kepresidenan di Jakarta, hari Kamis, 15 Februari 2024. (Foto-foto: AP/Dita Alangkara)
Keluarga Korban Penculikan Tuntut Penyelesaian Kasus, Terkejut Prabowo Menang Pemilu
Aktivis di Jakarta memegang kartu kuning untuk melambangkan peringatan selama protes mingguan yang diadakan oleh keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Keluarga aktivis Indonesia yang diculik dan disiksa oleh militer 25 tahun lalu menuntut keadilan dalam protes pada hari Kamis (15/2) dan menyatakan keterkejutan mereka atas kemenangan dalam pemilihan presiden Prabowo Subianto, yang mereka salahkan atas kekejaman tersebut.

Prabowo, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden pada hari Rabu (14/2), berdasarkan penghitungan tidak resmi yang menunjukkan bahwa ia menang dengan selisih yang besar.

Prabowo, 72 tahun, adalah seorang jenderal tertinggi dan komandan pasukan khusus Angkatan Darat, yang disebut Kopassus. Mereka disalahkan atas pelanggaran hak asasi manusia termasuk penyiksaan terhadap 22 aktivis yang menentang Soeharto, pemimpin otoriter yang jatuh pada tahun 1998 di tengah protes besar-besaran yang memulihkan demokrasi di Indonesia.

Saat berdiri di tengah hujan lebat di luar istana presiden di ibu kota, Jakarta, kerabat para aktivis memegang poster bergambar para jenderal yang mereka anggap bertanggung jawab atas penghilangan orang pada tahun 1998. Salah satu gambar memperlihatkan Prabowo Subianto.

"Tuan Prabowo, jika Anda ingin menjadi presiden, tolong selesaikan kasus penghilangan paksa ini sehingga kami, keluarga korban, bisa tenang,” kata Paian Siahaan, 77 tahun, kepada The Associated Press.

Putranya, Munandar Siahaan, adalah salah satu aktivis yang diserang tentara saat pemerintahan otoriter Soeharto runtuh. Munandar Siahaan dan 12 orang lainnya masih hilang.

Pengunjuk rasa lainnya, Maria Catarina Sumarsih, 71 tahun, mengatakan putranya ditembak oleh aparat keamanan pada tahun 1998 di kampus universitas. Dia membaca surat yang ditujukan kepada Jokowi dan mengecam kemenangan pemilu Prabowo Subianto. Pasangannya, calon wakil presiden, adalah putra sulung Jokowi.

Prabowo menghindari isu hak asasi manusia dalam kampanyenya dan mendapat manfaat dari fokus banyak pemilih terhadap janjinya untuk melanjutkan peta jalan ekonomi Jokowi, kata Adhi Primarizki dari S. Rajaratnam School of International Studies, sebuah wadah pemikir di Jakarta.

“Sayangnya, isu HAM bukan isu populer dalam pemilu kali ini,” kata Primarizki. Banyak pemilih yang masih terlalu muda untuk menyaksikan pelanggaran hak asasi manusia di era Suharto. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home