Kemendag Reorientasi Menjadi Agen Bisnis
Terobosan Kemendag 2017: paradigma baru, reorientasi dan reposisi perwakilan perdagangan di luar negeri, hingga kontrak kinerja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memantapkan langkah ke depan untuk menjaga stabilitas harga domestik dan mendorong kinerja perdagangan internasional dengan sejumlah terobosan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, sebagai bentuk pelaksanaan arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan ketika membuka rapat kerja pada 21 Februari lalu di Istana Kepresidenan, Kemendag membangun paradigma baru, menguatkan sinergi, dan memantapkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
“Agar lebih fokus, dalam raker ini disusun skala prioritas dan indikator kinerja utama yang terukur,” kata Enggartiasto Lukita dalam konferensi pers penutupan raker Kemendag di Jakarta, hari Rabu (22/2).
Dalam raker tersebut disepakati perlunya perubahan pola pikir seluruh insan Perdagangan agar lebih profesional dan lebih melayani.
Menurut Enggar, pola pikir birokrat selama ini harus berubah menjadi lebih ramah terhadap bisnis (business friendly), dari agen pemerintahan menjadi agen bisnis, lebih berintegritas, dan percaya diri serta menjadi garda terdepan mengawal program ekonomi pemerintah.
“Sebagai pelaksanaan arahan Bapak Presiden, dalam bidang perdagangan dalam negeri, kami fokus pada pembangunan sistem informasi yang terhubung dari pusat ke daerah,” katanya.
Sementara dalam perdagangan internasional, usaha menembus pasar-pasar baru harus dibarengi dengan usaha menghasilkan perjanjian dagang internasional yang menguntungkan dan sejalan dengan kepentingan nasional.
“Kita harus menjawab tantangan dan dinamika yang terus berkembang dengan mengadopsi paradigma baru, cara berpikir atau mindset baru. Tidak bisa lagi cara-cara lama digunakan untuk merespons situasi sekarang. Insan Perdagangan tidak boleh lagi pasif dan birokratis, tapi proaktif dan profesional. Ini kesepakatan kami yang akan kami jalankan dan kami awasi bersama,” tegas Enggar.
Dari segi reformasi birokrasi, Kemendag melakukan terobosan dengan melakukan penandatanganan kontrak kinerja dengan para pejabat di lingkungan Kemendag, lengkap dengan target yang terukur, indikator kinerja yang transparan, dan kerangka waktu yang jelas.
Prinsip RICE
Raker yang dilaksanakan selama tiga hari ini dihadiri pejabat Kemendag, perwakilan perdagangan Indonesia dari seluruh negara, dan kepala dinas yang membidangi dari seluruh Indonesia.
Dalam raker ini, juga diisi paparan dari menteri-menteri Kabinet Kerja, utusan khusus ke negara-negara sahabat, pemimpin kelompok usaha besar tanah air, dan kepala daerah sebagai narasumber.
Untuk mencapai tujuan rapat kerja kali, seluruh peserta sepakat untuk meningkatkan sinergi melalui prinsip-prinsip Resilient (tangguh atau daya tahan sebagai bangsa), Inclusiveness (akses yang sama kepada seluruh pelaku usaha dalam kemudahan fasilitas dan akses pembiayaan), Connectivity (konektivitas yang lebih terintegrasi untuk membangun kerja sama, dan Equitable (prinsip pembangunan perdagangan yang lebih berpihak pada rakyat).
Enggar mengatakan, empat prinsip itu disingkat RICE atau ‘nasi’, mengambil inspirasi dari nasi yang merupakan makanan pokok orang Indonesia. Empat prinsip itu diikat menjadi satu inti hasil raker, yaitu Sinergi Indonesia.
“Kami optimis dapat melaksanakan tiga mandat Bapak Presiden dalam bidang stabilitas harga dan pasokan barang pokok, menjaga kinerja neraca perdagangan, dan membangun pasar rakyat sebagai instrumen pemerataan aktivitas ekonomi,” katanya.
“Catatan penting kami adalah memperkuat sistem informasi dan sinergi serta koordinasi dengan berbagai pihak. Di sisi internal, kami juga terus berbenah agar kementerian kami makin profesional dan makin melayani,” dia menegaskan. (PR)
Editor : Eben E. Siadari
BI Klarifikasi Uang Rp10.000 Emisi 2005 Masih Berlaku untuk ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan, uang pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2005 m...