Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 11:35 WIB | Kamis, 03 November 2016

Kemenhub Kerahkan Kapal Patroli Pencarian Korban di Batam

Ilustrasi. Petugas kepolisian mengawal sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi Malaysia setibanya di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (20/10). Sebanyak 40 orang yang terdiri dari 33 laki-laki dan tujuh perempuan dideportasi karena kasus keimigrasian dan kasus narkoba. (Foto: Antara)
BATAM, SATUHARAPAN.COM - Direktur Jenderal Perhubungan Laut mengerahkan tiga kapal patroli untuk pencarian korban kapal kayu tanpa nama kapal dan GT (Gross Ton) kapal, belum diketahui, yang tenggelam pada Rabu (2/11) pukul 05.00 WIB di Perairan Nonsa sekitar 1,5 Mil dari Tanjung Bemban Kampung Tua - Tanjung Mata Ikan, Batam.
 
"Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah mengerahkan kapal negara untuk membantu evakuasi korban dan melakukan operasi search and rescue (SAR), yaitu KN 330 dan KN 592 dari Kanpel Batam, dan KN Sarotama dari Pangkalan PLP Tanjung Uban," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut A Tonny Budiono dalam keterangan tertulis, hari Kamis (3/11).  
 
Adapun para korban yang sejauh ini diketahui adalah para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal yang menumpang kapal kayu dari Malaysia dengan tujuan Batam.
 
Tonny menambahkan tempat sandar kapal tersebut sebelumnya tidak diketahui atau ilegal dan mengangkut para TKI dari Malaysia tidak melalui prosedur sesuai peraturan yang berlaku.
 
"Saya menyayangkan sekali kejadian ini harus terjadi lagi di perairan Indonesia. Kapal Kayu yang mengangkut TKI tersebut tenggelam akibat menabrak karang sehingga memakan korban jiwa dan banyak yang belum ditemukan. Hingga saat ini jumlah penumpang TKI yang diangkut kapal kayu tersebut belum jelas mengingat tidak adanya data manifest penumpang yang resmi," katanya.
 
Tonny mengatakan kapal kayu tersebut tidak terdaftar di Pelabuhan Batam dan kapal tersebut terbuat dari kayu dengan menggunakan mesin di luar.
 
Kapal kayu dimaksud pun membawa TKI Ilegal bertolak bukan dari pelabuhan resmi dan mengambil rute pelayaran yang tidak biasa untuk menghindari patroli laut, baik dari Malaysia maupun Indonesia.
 
"Hari ini kami akan lanjutkan pencarian korban tenggelamnya kapal tersebut, semoga para korban dapat ditemukan dalam waktu yang tidak lama," kata Tonny.
 
Hingga 2 November 2016 pukul 16.00 WIB, dilaporkan jumlah korban penumpang selamat sebanyak 39 orang, meninggal dunia 18 orang dan sejumlah korban lain yang masih dalam tahap pencarian.
 
Pencarian para korban yang belum ditemukan masih berlanjut di Perairan Nongsa Batam dan sekitarnya  dan pada pukul 16.00 WIB pencarian dimaksud dihentikan sementara mengingat kondisi cuaca yang buruk dan akan melanjutkan untuk mencari korban pada hari ini. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home