Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 15:17 WIB | Sabtu, 28 Mei 2016

Korea dan RRT Pesan Kerupuk Indonesia Rp 12,7 Miliar

Suasanan pameran makanan dan minuman (mamin) Asia THAIFEX 2016 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 25-29 Mei 2016. (Foto: kemendag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kerupuk tidak hanya populer dan digemari orang Indonesia. Masyarakat negeri ginseng Korea memesan kerupuk udang dan negeri tirai bambu Republik Rakyat Tiongkok (RRT) memesan kerupuk ikan dengan total transaksi senilai USD 950.000 atau setara Rp 12,7 miliar (kurs Rp 13.400).

Pesanan kerupuk dari kedua negara itu terjadi dalam pameran makanan dan minuman (mamin) Asia THAIFEX 2016 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 25-29 Mei 2016. Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Perindustrian bersinergi di pameran mamin terbesar di Asia ini.

"Melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, PT Indonesia Selamat Sejahtera mendapat pesanan kerupuk udang 15 kontainer dari RRT dan 20 kontainer kerupuk ikan dari Korea. Nilai total kedua transaksi tersebut berkisar USD 950.000," kata Atase Perdagangan Bangkok Rita Tri Mutiawati dalam keterangan tertulis, hari Jumat (27/5).

Pameran ini dianggap sangat penting bagi produk-produk mamin Indonesia. Menurut Rita, Thailand merupakan ekportir produk halal ke-5 di dunia.

“THAIFEX merupakan pintu ekspor mamin ke pasar negara lain. Peluang ini tidak boleh disia-siakan untuk produsen produk mamin Indonesia,” jelasnya.

Rita menambahkan, tidak hanya kerupuk Indonesia yang laris di THAIFEX 2016. Beberapa perusahaan partisipan juga sukses menggaet buyer dan distributor. Produk seafood PT Fresh On Time mendapat buyer dari Amerika Serikat, Meksiko, dan Eropa.

Produk ikan dan udang PT Medan Tropical mendapat distributor untuk Thailand dan Eropa. Sementara Everlife mendapat distributor untuk Thailand dan Malaysia serta akan membuka kantor cabang di Thailand. Sedangkan untuk Kemenperin, mendapat distributor untuk wilayah ASEAN, RRT, dan Korea.

Paviliun Indonesia mengakomodasi 41 perusahaan, antara lain 21 perusahaan dari Kemenperin, 10 perusahaan dari Atdag Bangkok, 4 perusahaan dari Disperindag Jawa Tengah, dan 6 perusahaan mandiri Indonesia.

Kesepuluh perusahaan dari Atdag Bangkok yaitu PT Medan Tropical Canning; CV UD Utami; PT Bintang Kupu–Kupu; Uil Coffee Roastery; PT Gunung Subur; PT Fresh On Time Seafood; CV Aldanah Mas, PT Enerlife Pte Ltd; PT Medan Tropical Canning & Frozen Industry, dan La Mente Indonesia.

Perusahaan-perushaan ini memamerkan abon, seafood, bumbu masak instan, produk confectionery, sambal, kopi, obat herbal, biskuit, makanan ringan, wafer, teh hijau, dan kacang mede.

THAIFEX 2016 diselenggarakan oleh Koelnmesse Pte. Ltd bekerja sama dengan Department of International Trade Promotion (DITP), The Thai Chamber of Commerce (TCC), dan Expolink Global Network Limited dalam area seluas 80.000 meter persegi.

Tahun ini, THAIFEX mengambil tema “World Of Food Asia“ dan dibuka oleh Wakil Perdana Menteri Thailand Somkid Jatusripitak, Director General of DITP Nuntawan Sakuntanaga, Chairman of the TCC and Board of Trade (BoT) of Thailand Isara Vongkusolkit, dan Vice President for Asia-Pacific of Koelnmesse Michael Dreyer.

Lebih dari 955 perusahaan dari 37 negara turut berpartisipasi dalam THAIFEX 2016, antara lain negara-negara ASEAN, RRT, Korea, Jepang, India, Australia, AS, Italia, Denmark, Perancis, Korea, Polandia, Spanyol, dan lain-lain. Sedangkan partisipasi Brunei Darussalam, Chili, India, Norwegia, Jerman, dan Ukraina tahun ini merupakan kali pertama. Selain itu, 964 perusahaan lokal juga tidak ketinggalan unjuk gigi.

Selain pameran, juga dilaksanakan one-to-one business matching antara perusahaan Indonesia dan perusahaan Thailand, Chamber Of Commerce Thailand, dan perusahaan asal negara lain .

Pada 2015, perdagangan Indonesia-Thailand didominasi impor senilai USD 12,7 miliar. Untuk ekspor produk makanan pada periode Januari-April 2016, tercatat sekitar USD 8,49 juta dan menunjukkan peningkatan.

Meskipun demikian, total perdagangan Indonesia-Thailand cenderung fluktuatif dengan tren positif sebesar 30 persen selama lima tahun terakhir. Dengan target ekspor makanan olahan sebesar USD 183,2 juta atau tumbuh 4,21 persen, diharapkan defisit perdagangan Indonesia-Thailand dapat berkurang pada 2016.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home