Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 11:21 WIB | Selasa, 08 November 2016

LIPI Luncurkan InaBIF, Data Kehati Terintegrasi

Banner InaBIF, Indonesia Biodiversity Information Facility, sistem informasi keanekaragaman hayati (kehati) Indonesia, yang diluncurkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong, Kabupaten Bogor. (Foto: LIPI)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pada Kamis (3/11), meluncurkan Indonesia Biodiversity Information Facility (InaBIF) sebagai sistem informasi keanekaragaman hayati (kehati) Indonesia, di Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong, Kabupaten Bogor. InaBIF diharapkan mendorong data keanekaragaman hayati nasional bisa terintegrasi dengan baik guna perlindungan beragam keanekaragaman hayati Nusantara.

InaBIF merupakan sistem informasi yang mampu memberikan informasi keanekaragaman hayati termasuk pemanfaatan dan informasi lain yang mendukung skema Clearing House Mechanism (CHM) Indonesia. Sistem itu mengadopsi sistem yang dikembangkan oleh Global Biodiversity Information Facility (GBIF), dengan memanfaatkan perangkat lunak open source.

Enny Sudarmonowati, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI, mengharapkan kehadiran InaBIF mendapat dukungan dari instansi lain dari segi pemberian data dan informasi. “Selain data dari LIPI, kami berharap data di InaBIF juga berasal dari integrasi data yang tersebar di berbagai instansi dan lembaga terkait lain,” katanya dalam kegiatan Launching InaBIF.

Data keanekaragaman hayati di Indonesia, dia menjelaskan, saat ini masih belum terpetakan secara maksimal karena jumlahnya yang sangat banyak dan bervariasi. Maklum saja, Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan alam yang sangat tinggi mulai dari ekosistem pantai hingga pegunungan tinggi.

Enny menambahkan, data keanekaragaman hayati di Indonesia baru dibukukan pertama kali dalam buku berjudul Kekinian Kehati Indonesia 2014. Informasi jumlah keanekaragaman hayati ini pun terus berkembang seiring perjalanan waktu hingga saat ini. “Untuk mengantisipasi perkembangan data dan informasi ini, LIPI pun mengembangkan InaBIF,” tuturnya.

Baru 25 Persen

Hingga saat ini, data keanekaragaman hayati yang sudah masuk ke sistem baru sekitar 25 persen dari total data. Ditargetkan, sisa data sebesar 75 persen bisa masuk seluruhnya dalam beberapa tahun ke depan. “Kami menyadari ini pekerjaan yang tidak mudah karena tidak terlepas dari data yang spesifik dan bervariasi, sehingga perlu waktu dan dukungan pendanaan yang memadai untuk menyelesaikannya,” Enny mengatakan.

Data yang telah masuk dalam InaBIF sekarang ini baru dari hasil riset di lingkup Kedeputian Bidang IPH LIPI. Misalnya, hasil riset dari Pusat Penelitian Biologi yang sebagian sudah dipublikasikan dan telah dimasukkan ke InaBIF sejumlah 293.671 record, 255 field, 545 foto, 382 judul publikasi, dan 24 buku berasal dari 25 simpul (node).

Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI, Witjaksono, menambahkan, data keanekaragaman hayati lain yang belum masuk ke InaBIF masih banyak, termasuk di lingkup LIPI di luar Kedeputian IPH.  "Dari ilmu pengetahuan hayati, belum semuanya dimasukkan. Masih ada kurang lebih 900.000 spesimen herbarium belum masuk ke InaBIF, zoologi lebih dari 2 juta spesimen belum dimasukkan, baru 293.671," dia menjelaskan. Ke depan, ditargetkan data itu bisa segera dimasukkan ke sistem.

Pada sisi lain, dia menambahkan, kehadiran InaBIF diharapkan menjadi solusi agar data keanekaragaman hayati bisa terkumpul secara optimal dan update dengan perkembangan terkini. Selain itu, adanya sistem tersebut juga akan memberi gambaran keanekaragaman hayati Indonesia yang selama ini semakin tergerus karena berbagai kegiatan yang berujung pada kerusakan alam dan menyebabkan penurunan keanekaragaman hayatinya.

Mohammad Haryono, Kepala Sub Diektorat Sumber Daya Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengimbuhkan, kemunculan InaBIF tersebut diharapkan pula memberikan kemudahan akses bagi publik untuk mengetahui keragaman hayati Indonesia. “Dengan sistem online ini, kami harapkan akses data bisa lebih baik karena sudah paperless (hemat kertas) dan tidak perlu lagi ruangan-ruangan khusus dan rak-rak untuk penyimpanannya,” katanya.

Sebagai tambahan, masyarakat yang berkeinginan untuk mengetahui lebih detil tentang InaBIF, dapat mengaksesnya melalui situs http//inabif.lipi.goi.id. (lipi.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home