Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 09:17 WIB | Sabtu, 09 Januari 2021

London Umumkan “Insiden Besar” COVID-19

Wali Kota London, Sadiq Khan. (Foto: dok. AP)

LONDON, SATUHARAPAN.COM-London mengumumkan insiden besar pada hari Jumat (8/1) karena rumah sakitnya berisiko kewalahan melayani pasien karena varian baru virus corona yang sangat menular dan berpacu dengan situasi "di luar kendali" di seluruh Inggris Raya.

Inggris mencatat jumlah kematian resmi terburuk kelima di dunia akibat COVID-19 dengan lebih dari 78.000 kasus, dan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, telah menutup ekonomi dan mengeluarkan vaksin lebih cepat daripada negara tetangganya dalam upaya untuk membendung pandemi.

Walikota London, Sadiq Khan, dari partai oposisi, Partai Buruh, mengatakan tempat tidur rumah sakit di ibu kota akan habis dalam beberapa pekan ke depan, karena penyebaran virus "di luar kendali":

"Kami mengumumkan insiden besar karena ancaman yang ditimbulkan oleh virus ini ke kota kami berada pada titik krisis."

London, yang bersaing dengan Paris untuk status kota terkaya di Eropa, memiliki populasi lebih dari Sembilan juta.

Penyebutan "insiden besar" biasanya digunakan untuk serangan atau kecelakaan parah, terutama yang mungkin melibatkan "bahaya serius, kerusakan, gangguan atau risiko terhadap kehidupan atau kesejahteraan manusia, layanan penting, lingkungan atau keamanan nasional".

"Insiden besar" terakhir London adalah kebakaran Menara Grenfell di blok perumahan bertingkat tinggi pada tahun 2017, ketika 72 orang tewas.

Vaksinasi dan Varian Baru

Khan mengatakan ada beberapa bagian London di mana satu dari setiap 20 orang tertular virus. Tekanan pada layanan ambulans, yang sekarang menangani hingga 9.000 panggilan darurat setiap hari, membuat petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengemudikan kendaraan, dan petugas polisi akan mengikuti.

Kantor Statistik Nasional memperkirakan 1,1 juta orang di Inggris terjangkit virus corona dalam sepekan hingga tanggal 2 Januari, setara dengan satu dari setiap 50 orang.

Inggris, negara pertama yang menyetujui vaksin yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca, dan pada hari Jumat menyetujui suntikan Moderna, berharap untuk mulai mengelolanya musim semi ini. Ia juga setuju untuk membeli 10 juta dosis tambahan.

Namun, Menteri Transportasi, Grant Shapps, mengatakan ada kekhawatiran bahwa beberapa vaksin mungkin tidak berfungsi dengan baik terhadap varian virus corona yang sangat menular yang telah muncul di Afrika Selatan.

"Ini adalah perhatian yang sangat besar bagi para ilmuwan," katanya kepada radio LBC.

Sebuah studi laboratorium oleh pembuat obat Amerika Serikat, Pfizer, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menunjukkan bahwa vaksin yang dibuatnya, yang dikembangkan oleh BioNTech Jerman, berhasil melawan satu mutasi kunci dalam varian baru yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home