Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 18:47 WIB | Minggu, 01 September 2019

Menag Ajak Perguruan Tinggi Kristen Kawal Moderasi Beragama

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (Foto: Dok satuharapan.com/kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak Perguruan Tinggi Kristen mengawal praktik moderasi beragama. Moderasi beragama yang selama ini digaungkan Kementerian Agama, menurut Menag, mengandalkan pengetahuan yang mumpuni. Dalam konteks ini, peran pendidikan menjadi sangat penting.

Menag menyampaikan hal tersebut di hadapan peserta Penutupan Konferensi Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia (BMPTKKI), di Jakarta. “Moderat berarti adil dan seimbang. Butuh pengetahuan untuk mengetahui bagaimana itu adil atau seimbang. Dan semua itu ada dalam pendidikan. Inilah peran penting dari Bapak-Ibu sekalian,” kata Menag, Jumat (30/8), seperti dilaporkan Rusydi dan dilansir kemenag.go.id.

Di hadapan peserta yang merupakan pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen ini, Menag menyampaikan bahwa realitas kemajemukan dan religiusitas masyarakat Indonesia menunjukkan pentingnya paham moderasi beragama. “Kita harus bekali pemahaman agama yang moderat kepada semua SDM kita,” Menag menambahkan.

Menag menjelaskan, sekurangnya ada tiga tolok ukur seseorang dikatakan moderat atau tidak.

Pertama, kemanusiaan. Moderat adalah menjaga harkat, martabat, derajat kemanusiaan. “Jika melanggar kemanusiaan. Jika tidak lagi menghormati kemanusiaan, maka itu sudah dikatakan tidak moderat atau ekstrem,” kata Menag.

Kedua, kesepakatan bersama. Menag menjelaskan, semua agama memiliki ajaran menghormati ajaran kesepakatan bersama. Mematuhi kesepakatan bersama adalah ajaran agama. Dalam konteks Indonesia, kesepakatan bersama, salah satunya, adalah Pancasila.

“Karena itu kita harus tunduk dengan Pancasila. Dan jika ada pemahaman keagamaan yang bertolak belakang dengan itu, maka itu sudah berlebih-lebihan," ungkap Menag.

Terakhir, adalah ketertiban umum. Menjaga kedamaian adalah tugas bersama. “Jika ada paham yang merusak ketertiban umum, maka sudah berlebihan,” Menag mencontohkan.

"Di sini lah harapan kami kepada Bapak-Ibu semua. Semajemuk apa pun kita, kita harus menjaga tiga hal itu,” Menag menegaskan.

Konferensi itu merupakan kerja sama antara BMPTKKI dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kemenag RI. Acara yang berlangsung selama tiga hari (28-30 Agustus 2019) ini mengusung tema "Moving to the Next Level: Akselerasi Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia.”

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home