Loading...
RELIGI
Penulis: Melki Pangaribuan 23:59 WIB | Selasa, 30 Maret 2021

Menag Temui Uskup dan Hibur Korban Luka Bom Bunuh Diri Katedral

Uskup Agung Makassar Mgr John Liku Ada' ditemui Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang datang ke Gereja Katedral Makassar, Senin (29/3/2021) petang. (Foto: kemenag.go.id)

MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM - Mata Uskup Agung Makassar Mgr John Liku Ada' berkaca-kaca, tangannya menggenggam erat tangan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang datang ke Gereja Katedral Makassar, Senin (29/3/2021) petang.

Dalam pertemuan tersebut Mgr John Liku Ada' menceritakan kepada Menag peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi pada Minggu, 28 Maret 2021.

"Kami bersyukur peristiwa tersebut tidak terjadi saat banyak jemaat. Mereka yang mengikuti misa kedua sudah banyak yang pulang, sedangkan yang akan ikut misa ketiga belum banyak yang datang," tutur Mgr John Liku Ada' seperti dikutip dari kemenag.go.id, hari Selasa (30/3).

Menurut Mgr John Liku Ada', Tragedi bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar ini sebelumnya berusaha digagalkan penjaga gereja.

"Kalau tidak ada penjaga itu, tidak tahu apa yang terjadi. Puji Tuhan, penjaga itu tidak kehilangan nyawanya. Dia hanya mengalami luka bakar. Tapi bisa segera sembuh," imbuhnya.

Selain penjaga gereja, ledakan yang terjadi juga menyebabkan beberapa jemaat gereja serta orang yang kebetulan melintas di dekat gereja terluka.

"Kami mohon doanya Pak Menteri, semoga mereka dapat segera sembuh," kata Mgr John Liku Ada' kepada Menag

"Pasti. Kita terus sama-sama berdoa. Dan kami juga terus berkoordinasi dengan aparat untuk dapat terus melindungi umat," sahut Menag.

Di akhir pertemuan, Menag juga berpesan agar Uskup Agung Makassar menjaga kondisi kesehatan fisik agar tetap bisa melakukan pembinaan pada umat.

"Bapak Uskup juga harus selalu sehat. Umat selalu membutuhkan Bapak. Saya selalu berdoa Bapak agar selalu dilindungi oleh Tuhan," ujar Menag.

Usai dari Gereja Katedral Makassar, Menag Yaqut Cholil Qoumas juga melanjutkan kunjungannya untuk menjenguk para korban ledakan bom bunuh diri di RS Bhayangkara Makassar.

"Terima kasih atas kedatangan Bapak Menteri Agama ke gereja kami," ujar Uskup Agung Makassar Mgr John Liku Ada' tanpa melepaskan genggaman tangannya.

"Kami sangat prihatin, dan sangat berduka cita. Tolong sampaikan kepada umat Bapak, agar mereka jangan takut. Bapak tidak sendiri. Umat Katolik tidak sendiri. Kami bersama Bapak dan seluruh umat Katolik," kata Menag.

"Saya pasti akan sampaikan kepada umat," sahut Mgr John Liku Ada'.

Menag Hibur Korban Luka Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar

Wajah CB (52 tahun) tampak gembira saat Menteri Agama Yaqut Cholil  Qoumas memasuki ruang perawatannya di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, Senin (29/3/2021).

Menag yang didampingi Dirjen Bimas Katolik Kemenag Yohanes Bayu, Kakanwil Kemenag Sulsel Khaeroni, serta jajaran pimpinan RS Bhayangkara Makassar menyempatkan menjenguk korban tragedi bom bunuh diri di depan gerbang Gereja Katedral Makassar.

"Sore Pak! Bagaimana kondisinya Pak?," sapa orang nomor satu di Kementerian Agama ini, dan langsung disambut dengan ucapan syukur pria paruh baya tersebut.

"Puji Tuhan saya baik-baik saja pak. Saya tidak takut dengan mereka," ucap CB.

CB adalah salah satu dari 20 korban luka akibat tragedi bom bunuh diri di depan gerbang Gereja Katedral Makassar, pada Minggu (28/3/2021). Ia diketahui sebagai petugas keamanan yang berhasil mencegah pengantin bom bunuh diri memasuki halaman gereja.

"Saya melihat motor itu melaju mau memasuki gerbang gereja. Tapi saya tahan pak dengan kedua tangan saya. Saat itu posisinya masih sekitar 1 meter di depan gerbang. Tiba-tiba meledak itu," kisah CB.

"Tangan, dada, dan muka saya ikut terbakar. Saya sadar dan saat itu saya langsung berdoa. Semua biar terjadi karena kehendak-Nya," imbuhnya.

Menag pun memuji aksi heroik CB. "Bapak hebat, pemberani. Kita memang bersama-sama harus berani ya, Pak. Kita akan sama-sama melawan mereka (teroris). Apa yang mereka lakukan bukan ajaran agama. Jangan sampai mereka membuat kita takut," tukas Menag.

Selain menjenguk CB, Menag juga sempat berbincang dengan K (20 tahun), mahasiswi akademi keperawatan yang juga jemaat gereja. "Saya selesai ikut misa, sedang dipinggir jalan menunggu mobil, tiba-tiba ada ledakan," ujar K kepada Menag.

Sementara di kamar lain, Menag juga menemui sepasang nenek dan cucu, Ibu M (64 tahun) dan Jibril (5 tahun). Berbeda dengan korban lainnya yang berada dekat dengan sumber ledakan, M dan sang cucu berada di seberang gereja saat tragedi tersebut terjadi.

"Kami ada di seberang jalan. Mau antar cucu saya main bola di lapangan karebosi," kisah M yang mengalami luka akibat serpihan bom di paha dan betisnya.

Hal yang sama juga dialami oleh sang cucu J. Bocah berusia 5 tahun itu bahkan dengan polosnya menunjukkan luka di betisnya kepada Menag. "Sabar ya.. semoga cepat sembuh ya dek. Jagoan hebat. Tidak boleh takut lagi nanti ya," ujar Menag sambil mengajak toss highfive bocah laki-laki tersebut.

Selain mendoakan dan memberi semangat, Menag juga menyampaikan donasi Kemenag Peduli kepada para korban. "Jangan dilihat jumlahnya ya. Tapi ini adalah tanda kasih dari kami, bahwa Bapak Ibu tidak sendiri. Kita akan bersama-sama melawan para teroris itu. Semoga semuanya lekas pulih seperti sedia kala," kata Menag.

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home