Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 14:01 WIB | Selasa, 12 April 2016

Mendag: Petani Dapat Gunakan Aplikasi Bawang Merah Brebes

Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong dalam kunjungan kerja di Brebes, hari Senin (11/4). Mendag meminta petani dan pedagang untuk memanfaatkan Sistem Informasi Bawang Merah Brebes (SI BMB). (Foto: Kemendag.go.id)

BREBES, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong, meminta petani dan pedagang untuk dapat memanfaatkan Sistem Informasi Bawang Merah Brebes (SI BMB).

Menurut Mendag, SI BMB ini menyajikan berbagai informasi seperti harga, stok, dan distribusi bawang merah yang ada di Brebes.

"Sistem aplikasi online yang dikembangkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) ini dapat membantu ekonomi rakyat di era ekonomi digital. Saya berharap para petani dan pedagang dapat memanfaatkan aplikasi online ini,” kata Mendag dalam kunjungan kerjanya di Brebes, hari Senin (11/4).

Menurut Mendag, Brebes merupakan salah satu sentra produksi bawang merah nasional. Sistem ini secara spesifik diperuntukkan bagi wilayah Kabupaten Brebes guna memantau komoditas bawang merah.

"Sistem ini juga memantau pelaporan rencana tanam dan realisasi panen bawang merah di 11 Kecamatan di Brebes, serta pasokan harian bawang merah asal Brebes di 10 pasar utama di tingkat nasional," katanya.

Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kemendag Srie Agustina yang menyebutkan bahwa sistem ini sangat bermanfaat bagi para petani dan pedagang.

“Para petani dan pedagang juga dapat mengakses informasi harga di 10 pasar induk utama yang menjual bawang merah. Dengan demikian, dapat diketahui dengan pasti harga yang pantas dijual ke pasar,” kata Srie.

Kesepuluh pasar induk tersebut yaitu Pasar Caringin, Bandung; Pasar Induk Cibitung, Bekasi; Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang Selatan; Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur; Pasar Johar, Semarang; Pasar Lima, Banjarmasin; Pasar Jakabaring, Palembang; Pasar Pembangunan, Pangkal Pinang; Pasar Metro, Bandar Lampung; serta Pasar Besar, Palangkaraya.

Menurut Srie, sampai saat ini SI BMB telah diakses rata-rata sebanyak 50 orang per hari atau sebanyak 700 orang petani dan pedagang perantara. Kemendag, katanya, akan terus memperluas penggunaan dan penerapan sistem ini ke depannya.

“Selain di Brebes, saat ini Kemendag tengah mengembangkan sistem ini untuk Kab. Probolinggo,” kata Srie.

Menurut Srie, data diterima dan diolah dari sejumlah pihak, seperti Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian Brebes, Asosiasi Bawang Merah Indonesia, serta Pengelola Pasar. Sistem pemantauan dilakukan secara harian melalui dua jenis metode.

Pertama, melalui aplikasi mobile atau sms request dengan mengirimkan SMS ke nomor 0821-1288-7476. Ketik SMS dengan format: KRAMATJATI#07-04-2016

Kedua, melalui aplikasi berbasis web, yang dapat diakses via http://ews.kemendag.go.id/bawangmerah/Index.aspx.

Pada acara “Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat” di Brebes, SI BMB bersinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi yang juga memperkenalkan beberapa aplikasi dalam bentuk perdagangan online seperti limakilo.id dan 8villages.com.

Aplikasi Kebutuhan Pokok

Selain bawang merah, Kemendag selama ini juga mengembangkan Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP). Sistem ini merupakan sistem pemantauan yang telah dikembangkan secara lengkap oleh Kemendag, untuk memantau 14 komoditas bahan pokok.

“Melalui SP2KP, masyarakat dapat memantau harga dan berbagai informasi tentang kebutuhan pokok, seperti beras, gula, daging, dan telur pada tingkat nasional,” kata Mendag.

Pemantauan harga dilakukan secara harian menggunakan data real time di 165 pasar rakyat di 34 provinsi dan 48 kabupaten/kota melalui koordinasi dengan Dinas Perdagangan, Pengelola Pasar, dan instansi terkait. Selain informasi harga bahan pokok, SP2KP juga menyajikan data profil komoditas, neraca komoditas, pola distribusi, iklim dan cuaca, pemangku kepentingan, kondisi sosial ekonomi, infrastruktur, faktor pembentuk harga, serta kebijakan terkait.

SP2KP juga menyajikan indikator-indikator untuk mengukur kestabilan harga, dan disparitas harga bahan pokok yang wajar antarwilayah, mendeteksi secara dini dan memberikan notifikasi kepada pengambil kebijakan terkait dengan potensi kejadian gejolak harga.

Selain itu, disparitas harga bahan pokok, serta penyediaan perangkat analisis untuk mendukung pengambilan keputusan dalam menentukan langkah penanggulangan gejolak harga, kelangkaan, dan peningkatan disparitas harga bahan pokok.

Kedua sistem aplikasi yang mendukung penguatan ekonomi rakyat ini disimulasikan dalam pameran untuk mendukung Program “Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat” yang dihadiri Presiden Joko Widodo.

Program sinergis ini merupakan program pengentasan kemiskinan dan kesenjangan yang berkelanjutan yang dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan kementerian teknis terkait.

Presiden Jokowi juga meluncurkan program “Ekonomi untuk Rakyat." Presiden memberikan fasilitas secara simbolis untuk petani seperti sertifikat tanah, KUR, asuransi petani, bantuan benih, serta alat dan mesin pertanian.

Juga diluncurkan fasilitas untuk petani atau konsumen berupa aplikasi e-commerce produk pertanian, agen laku pandai, pembiayaan alat produksi pertanian, dan sebagainya serta pameran berbagai kegiatan ekonomi untuk rakyat.

Kementerian Perdagangan juga memberikan bantuan Sarana Usaha berupa total 50 unit gerobak, 100 unit tenda, dan 200 unit coolbox kepada para pedagang pasar tradisional di wilayah Brebes. Mengakhiri kunjungan kerjanya ke Brebes, Mendag Tom mendampingi Menko mengunjungi gudang Bulog di Cimohong.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home