Loading...
INSPIRASI
Penulis: Joni Welman Simatupang 18:09 WIB | Rabu, 04 Maret 2020

Menikmati Hidup dan Kerja Kita

Jika Allah sudah merancang kehidupan, juga pekerjaan, saya sedemikian baik, apakah saya sungguh-sungguh menyadarinya?
Panorama malam (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Alkitab menceritakan fakta bahwa kisah penciptaan diawali dengan kalimat sederhana ini: ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kej. 1:1).

Bagi saya, pernyataan ini sungguh mengagumkan. Meski sederhana, kalimat lengkap berpola SPOK (subjek-predikat-objek-keterangan) ini menegaskan dua fakta yang tidak terbantahkan, yakni bahwa segala sesuatu dimulai dengan, di dalam, dan oleh Allah sendiri (Rm. 11:36). Allah adalah perancang alam semesta. Keberadaan Allah adalah kekal (baik kemarin, hari ini, dan untuk selama-lamanya), dan di dalam kekekalan yang tiada taranya, Ia mencipta, menopang, dan memelihara segala ciptaan-Nya.

Yang membuat saya semakin mengagumi Allah adalah karena Kitab Kejadian pasal pertama dan kedua menunjukkan kepada kita bahwa Allah bukan hanya bekerja (mencipta, menopang, dan memelihara), tetapi Ia menemukan kepuasan di dalam aktivitas ilahi tersebut. Penulis menyatakan: ”Maka Allah melihat bahwa segala sesuatu yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik” (Kej. 1:31).

Ketika Allah beristirahat pada hari ketujuh, Ia mendapati bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya sungguh sangat baik, indah, dan mulia. Inilah faktanya: Allah sungguh-sungguh puas dengan apa yang telah Ia rancangkan dan kerjakan. Ia sangat menikmati hasil ciptaan-Nya.

Langit dan bumi adalah seperti hasil rancangan dari seorang pengrajin atau seniman yang menciptakan suatu karya agung yang luar biasa. Sama seperti semua pekerjaan yang baik dan memuaskan, para pekerja melihat diri mereka di dalam pekerjaan itu. Demikian juga Allah, Dia tidak hanya ”bekerja demi bekerja”. Tidak, Allah bekerja karena Dia senang melakukannya dan merasakan kepuasan di dalamnya.

Jika Allah sudah merancang kehidupan, juga pekerjaan, saya sedemikian baik, apakah saya sungguh-sungguh menyadarinya? Mengapa terkadang saya kurang bersyukur dengan apa yang telah Allah sediakan dalam hidup ini?

Sesungguhnya, salah satu bentuk ucapan syukur adalah bertanggung jawab dan menikmati kepuasan atas apa yang telah kita terima atau kerjakan di dalam Tuhan. Bertanggung jawab berarti merencanakan atau melakukan dengan sepenuh hati (secara profesional) beban kerja yang dibebankan kepada kita masing-masing, sesuai dengan karunia, talenta, dan kemampuan yang Allah berikan bagi setiap individu.

Menikmati kepuasan di dalamnya berarti berusaha meneladan Allah sendiri, yang telah secara sengaja mengambil waktu khusus secara teratur untuk berhenti (beristirahat) dari segala kesibukan kerja. Yang akan membuat kita mempunyai waktu untuk berkontemplasi dan menikmati dunia, termasuk buah-buah kerja keras kita. Supaya kita bisa benar-benar menikmati makna hidup dan kerja kita.

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home