Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 08:27 WIB | Selasa, 17 Juni 2014

Menlu Iran dan Inggris Bahas Kekacauan di Irak

Iran mengatakan siap membantu Irak melawan pemberontak ISIS. (Foto: bbc.com/AFP)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Inggris William Hague telah berbicara dengan mitranya dari Iran, Menlu Mohammad Javad Zarif, tentang krisis di Irak, kata pemerintah Inggris, Senin (16/6).

Percakapan telepon Hague dengan Zarif muncul di tengah laporan-laporan bahwa Teheran sedang mempertimbangkan memberikan dukungan militer kepada pemerintah Irak tetangganya yang dipimpin Syiah, yang telah mendapat serangan dari para gerilyawan Sunni.

Seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat mengatakan, pembicaraan antara AS dan Iran tentang kemungkinan kerja sama itu mungkin terjadi di sela-sela pembicaraan nuklir di Wina mulai Senin.

Kementerian Luar Negeri menolak untuk membahas isi dari pembicaraan Haque. 

Dia sedang memberikan laporan singkat kepada Majelis Perwakilan Rendah mengenai situasi itu Senin petang.

Seorang juru bicara Perdana Menteri David Cameron mengatakan: "Kami telah melakukan kontak dengan pemerintah Iran, dan saya pikir itu adalah salah satu hal menteri luar negeri akan katakan di Majelis hari ini bahwa ia membahas sejumlah isu bilateral, termasuk ini, dengan mitranya dari Iran selama akhir pekan."

Sebelumnya, Hague bersikeras bahwa Inggris tidak akan melakukan intervensi militer untuk membantu Irak melawan gerilyawan Islam, yang telah membanjiri sangat luas negara itu dalam hitungan hari.

"Kami tidak merencanakan intervensi militer Inggris dalam situasi ini," Hague kepada radio BBC.

Ditanya apakah Inggris bisa berpartisipasi dalam serangan udara, Hague mengatakan dia "Tidak bisa lebih menjelaskan" bahwa itu tidak akan terjadi.

"Amerika Serikat adalah jauh lebih mungkin karena memiliki aset dan kemampuan untuk setiap intervensi luar daripada Inggris," katanya.

Tetapi pertama-tama dan terutama tanggung jawab terletak pada pasukan keamanan Irak untuk menstabilkan situasi, katanya.

Pemerintah Irak menanggung "tanggung jawab berat" untuk mencoba mendapatkan pegangan mengenai berbagai peristiwa ini.

Hague menolak saran bahwa situasi kacau di Irak adalah langsung hasil dari invasi AS-Inggris pada tahun 2003 yang menggulingkan diktator Saddam Hussein.

Kesalahan telah dibuat "setelah terjadinya" invasi, tetapi itu tidak menjadi kesalahan sendiri bagi Inggris untuk berpartisipasi.

"Sangat mungkin untuk mengatakan itu adalah hal yang benar untuk menghapus Saddam Hussein, tetapi kesalahan dibuat setelah itu," katanya.

Tony Blair, yang saat sebagai perdana menteri mengirim pasukan Inggris dalam perang, memicu reaksi marah pada akhir pekan dengan esai 2.800 kata di situsnya di mana dia bersikeras krisis saat ini tidak punya kaitan dengan invasi 2003. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home