Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 08:32 WIB | Jumat, 04 September 2015

Menpora: Agama Tidak Terpisahkan dengan Olah Raga

Menpora: Agama Tidak Terpisahkan dengan Olah Raga
Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi (kemeja batik) menggendong salah satu anak yang ikut di Festival Olah Raga Usia Dini di Kantor Kemenpora. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
Menpora: Agama Tidak Terpisahkan dengan Olah Raga
Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi (kemeja batik) berpose bersama para orang tua yang menghantarkan putra putri berpartisipasi di Festival Olah Raga Usia Dini di Kantor Kemenpora.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan pesantren tidak hanya sebagai tempat mencari ilmu bagi generasi muda dan memperdalam ilmu agama, akan tetapi dia juga mengingatkan pondok pesantren bisa sebagai pusat keolah ragaan.

“Masjid tidak hanya semata-mata untuk mencari ilmu tetapi juga untuk  salah satu pusat olah jiwa dan raga yang harus kita gali,” kata Imam kepada satuharapan.com, Kamis (3/9) di Lapangan Upacara Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), Jalan Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta setelah dia mengunjungi dan menutup Festival Olah Raga Usia Dini.

Imam mengatakan demikian dalam rangka menjelaskan tentang Liga Santri Nusantara (LSN) yakni untuk memasyarakatkan  kompetisi sepak bola yang  sesungguhnya sejak dahulu lahir.

“Agama tidak terpisahkan dengan olah raga, karena banyak aspek dalam agama yang berkaitan dengan kesehatan fisik secara fisik dan spiritual,” dia menambahkan.

"Dalam dunia pesantren tidak ada negosiasi kepada kyai atau guru mereka, disipilin seperti inilah yang terus kita gali. Jadi nilai-nilai sportivitas, kejujuran, fair play, dan ketaatan kepada regulasi, kepada wasit menjadi fondasi penting bagi seorang santri," Imam menambahkan.

Menpora menambahkan bahwa saat ini situasi sepak bola dia akui memang dalam keadaan sulit, namun dia optimistis bahwa Liga Santri Nusantara yang pesertanya berasal dari pondok pesantren dapat berfungsi seperti pelatnas (pelatihan nasional) cabang olah raga sepak bola di Indonesia.

“Mungkin ini menjadi pertama kalinya pemerintah memberikan perhatian yang cukup serius terhadap penyelenggaraan liga yang diadakan oleh pesantren, dan pemainnnya dibawah umur U-17," Imam menambahkan.

Liga Santri Nusantara

Liga Santri Nusantara (LSN) rencananya akan diadakan di 10 provinsi antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogjakarta, NTB, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. LSN akan diresmikan pada Minggu (6/9)  di Stadion Singa Perbangsa, Karawang, Jawa Barat.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan menggulirkan Liga Santri sebagai salah satu media untuk mengembangkan olahraga di pesantren dan diharapkan mampu melahirkan pesepakbola potensial.“Ini adalah momentum untuk menggairahkan kembali sepak bola di Indonesia terutama melalui pesantren,” kata Imam.

Beberapa waktu lalu, di situs resmi Liga Santri Nusantara, ligasantrinusantara.com panitia Pelaksana Liga Santri Nusantara (LSN) mengadakan pertemuan dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk  memohon dukungan.

Kala itu Ketua Umum PBNU, Kiai H Said Aqil Sirodj mengungkapkan, PBNU mendukung penuh kegiatan LSN yang digelar oleh Kemenpora. “Liga santri harus berbeda dengaan liga yang lain, terutama dalam menanamkan jiwa kejujuran dalam permainan,” kata Aqil.

“Doa adalah kunci dalam olahraga selain latihan, tanpa doa ikhtiar seseorang akan hampa,” kata Aqil.  

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home